JAKARTA – Konsumen mobil klasik di Indonesia jumlahnya terus bertambah. Bahkan, bisa jadi alternatif plihan masyarakat untuk menjadikan kebutuhan atau sekedar koleksi. Namun, ada banyak alasan mengapa mereka tidak mau menggunakan mobilnya.
"Konsumen mobil klasik ini jumlahnya semakin banyak di Indonesia. Namun, mobil mereka jarang beredar karena mungkin tengah dalam perbaikan atau kondisi jalan yang padat," ujar President Director TDA Luxury Toys, Welly, Jumat (19/3/2021).
Market yang semakin besar, peluang bisnis mobil klasik di Indonesia pun masih terbuka lebar. Sebab itu, TDA Luxury Toys memperkenalkan mobil klasik dari Inggris yakni Morgan Plus Four and Morgan Plus Six.
Baca Juga: Bentley Hadirkan Mobil Klasik Listrik Pertama di Dunia
Secara tampilan, kedua mobil ini mengusung desain klasik seperti kendaraan milik kerajaan Inggris. Namun, fitur-fitur yang disematkan sudah banyak atau layaknya mobil zaman modern.
"Morgan adalah kendaraan yang sangat berkarakter, bertema klasik namun modern karena didukung mesin dan teknologi terkini. Jumlahnya limited, bahkan bisa dibilang langka," ujar Welly.
Baca Juga: Pria Ini Bikin Mobil Klasik Sendiri Selama Pandemi Covid-19
Selain desain, sektor paling menarik adalah dapur pacunya membenamkan mesin BMW. Morgan Plus Six misalnya, dibekali mesin BMW B58 TwinPower Turbo 3.000 cc, inline 6-silinder generasi terbaru yang sanggup menghasilkan tenaga 340 hp dan torsi 500 Nm.
Sementara Morgan Plus Four membawa mesin BMW 2.000 cc TwinPower Turbo, inline 4-silinder dengan tenaga yang dihasilkan sebesar 258 hp dan torsi 400 Nm. Mobil ini mampu melaju dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 5,2 detik.
Dari segi harga, pihak TDA Luxury Toys masih merahasiakannya. "Karena mobilnya customize, jadi harganya juga menyesuaikan. Konsumen juga harus menunggu selama satu tahun (pre order)," kata Welly.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(amr)
