Share

Pasar Mobil Bekas Terdampak Relaksasi PPnBM dan DP 0%, Seperti Apa?

Antara, Jurnalis · Kamis 25 Februari 2021 13:04 WIB
https: img.okezone.com content 2021 02 25 52 2368113 pasar-mobil-bekas-terdampak-relaksasi-ppnbm-dan-dp-0-seperti-apa-nsq1D0Sumn.jpg Ilustrasi mobil bekas (foto: Antaranews)

JAKARTA - Jaringan perdagangan elektronik (e-commerce) otomotif memprediksi bahwa relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan regulasi relaksasi kredit mobil Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DP 0 persen akan mempengaruhi ke harga mobil bekas di pasaran, serta mempengaruhi konsumen dalam menentukan pembelian.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI akan memberikan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk industri otomotif, khususnya pembelian mobil baru, yang efektif dimulai pada Maret 2021. Insentif PPnBM untuk segmen mobil berkubikasi mesin 1.500 cc ke bawah, yakni mobil penumpang dan sedan berpenggerak dua roda (4x2).

Pemberlakukan relaksasi PPnBM itu diharapkan dapat menggairahkan industri otomotif nasional yang melibatkan banyak industri pendukung di dalamnya, serta turut mendorong penggunaan komponen dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 60-70 persen.

Baca Juga: Deretan Jenis Mobil di Bawah 1500 cc Tak Dapat Relaksasi PPnBM 0% 

Insentif PPnBM akan digalakkan secara bertahap dengan rincian, Tahap I Maret-Mei untuk penurunan PPnBM 100 persen, Tahap II Juni-Agustus sebesar 50 persen dan Tahap III September-November sebesar 25 persen.

Sedangkan Bank Indonesia (BI) memproyeksi relaksasi pelonggaran uang muka (DP) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan otomotif akan menumbuhkan kredit konsumsi dua sektor tersebut mencapai kisaran 0,5 persen pada 2021.

"PPnBM ini impact-nya ke kendaraan 1500cc ke bawah, dan yang miliki komponen lokal 70 persen. Untuk besarannya sendiri masih belum bisa dikonversi, impact-nya (keseluruhan) seperti apa. Banyak perkiraan hitungan kasar harga mobil, namun ini nantinya tergantung pada transaksi saat 3-6 bulan ke depan," kata CEO OLX Group Indonesia Johnny Widodo melalui jumpa pers daring, Kamis.

Baca Juga: Mobil Toyota yang Kena dan Tidak Terkena Relaksasi PPnBM 0% 

"Kita melihat dengan adanya orang mau beli mobil baru, biasanya mereka juga jual mobil bekas, tukar tambah. Dengan sendirinya, kondisi pasar mobil bekas akan ada orang yang jual. Yang nanti jadi perbedaan adalah market price-nya," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, relaksasi PPnBM diperkirakan akan berpengaruh untuk mobil berusia 1-3 tahun. Selain mempengaruhi harga, relaksasi ini juga akan mempengaruhi proses pemberian keputusan (decision making) masyarakat.

"Tidak semua orang langsung beli mobil karena ada potongan harga... Konsumen akan melihat situasi pasar dulu, istilahnya, 'tahan nafas' dan melakukan riset dulu. Konsumen sekarang cerdas, mereka sudah bisa menghitung dan membandingkan," kata Johnny.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dalam hasil riset yang dipaparkan, hal ini sejalan dengan peta gambaran peta mobil bekas selama masa pandemi. Terjadi penurunan daya beli, dan hal ini membuat sebagian masyarakat berpikir ulang dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli mobil baru.

Namun, insentif PPnBM bakal membuat harga mobil baru terdiskon hingga puluhan juta. Johnny mengatakan, kebijakan itu mungkin akan membuat tren baru; di mana penjual mobil bekas ingin menjual kendaraan dengan harga yang sedikit lebih tinggi karena ia merasa sudah membayar PPnBM.

"Ini akan ada masa transisi dimana si penjual akan menjual di harga tinggi karena dia bayar PPnBM. Namun, di sisi calon pembeli, ia tidak bersedia membeli dengan harga tersebut. Tapi, perlu diingat bahwa ini jangka pendek. Kita harus melihat dalam 1-3 bulan pertama, seperti apa lonjakan volumenya," kata Johnny.

Ketika disinggung mengenai kemungkinan adanya penurunan harga, Johnny mengatakan itu bergantung pada keputusan pabrikan otomotif dan volume kendaraan yang nantinya terjual.

"Besaran turunan harga kita belum tahu. Saya juga sama, hanya bisa melihat dan memprediksi, tapi, kan yang ketok palu adalah dari pabrikan. Dari sana, kita bisa lihat apakah itu akan impact harga pasar atau tidak, dan besar kecilnya (dampak) tergantung dari volumenya," kata dia.

"Volume akan mempengaruhi, dari sana kita bisa lihat bagaimana efeknya ke mobil bekas, apakah orang mau jual harga sekian dan orang yang mau beli mau di harga berapa," pungkasnya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini