Industri kendaraan listrik diprediksi akan tumbuh cepat pada tahun-tahun yang akan datang. Dalam situasi ini, Indonesia dapat memainkan peran strategis karena memiliki bahan baku primer untuk baterai kendaraan listrik, khususnya nikel, kobalt, alumunium, tembaga dan mangan, serta pasar domestik mobil dan kendaraan bermotor yang cukup besar.
Demikian disampaikan Prof. Dr.mont. M. Zaki Mubarok, S.T., M.T., saat pidato ilmiah dalam Sidang Terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Program Doktor, Magister, dan Program Profesi Semester II Tahun 2019/2020 di Gedung Sabuga ITB, seperti dikutip dari laman resmi Institut Teknologi Bandung, Senin (20/01/2020).
Prof. Zaki mengangkat pidato ilmiah dengan topik “Penyediaan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik di dalam Negeri Melalui Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Nikel Laterit”.
Menurut data Mineral Commodity Summaries 2019 dari United State of Geological Survei (USGS) tahun 2019, kata Zaki, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia yaitu sebesar 21 juta ton nikel ekivalen pada 2018 dan tingkat produksi tambang pada tahun tersebut sebesar 560.000 ton nikel ekivalen.
“Cadangan nikel di Indonesia adalah dalam bentuk deposit nikel laterit yang merupakan produk laterisasi atau pelapukan batuan ultramafik (batuan yang mengandung magnesium dan besi),” ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya