JAKARTA - Memasuki arus mudik 2019, banyak pengemudi yang memilih melakukan perjalanan malam untuk menghindari cuaca panas. Namun perjalanan di malam hari justru dinilai berisiko terhadap terjadinya kecelakaan.
Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC) melakukan perjalanan di malam hari justru berdampak pada risiko terjadinya kecelakaan, dibanding melakukan perjalanan di pagi hingga siang hari.
"Berdasarkan jam biologis manusia, malam hari merupakan waktu ideal bagi organ tubuh untuk beristirahat. Selain itu juga malam hari oksigen yang kita hirup berkurang sehingga berpengaruh pada stamina," ujar Justri Pulubuhu kepada Okezone.
Pada kondisi teknis berkendara di malam hari bisa berdampak risiko terjadinya kecelakaan, karena sistem penerangan jalan pada beberapa lokasi masih minim, sehingga membatasi visibilitas pengemudi.
Lebih lanjut Jusri mengatakan, ketika kita sudah beraktivitas selama 18 jam pada siang hari sebelumnya, maka stamina tubuh kita akan sangat berkurang. Ketika stamina berkurang saat kita berkendara maka konsentrasi dan fokus akan menurun saat melakukan perjalanan di malam hari.
"Dengan kondisi seperti itu, sama saja seperti orang yang berada di bawah pengaruh alkohol dua persen, atau sama dengan dua botol bir. Maka dari itu dengan kondisi seperti itu, sangat berisiko untuk mengendarai mobil," pungkas Jusri.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(muf)