Share

Hanya Punya Satu Pabrik Perakitan Mobil di Indonesia, Menperin Minta Hyundai Tingkatkan Investasi

Santo Evren Sirait, Okezone · Kamis 26 Oktober 2017 21:33 WIB
https: img.okezone.com content 2017 10 26 15 1803180 hanya-punya-satu-pabrik-perakitan-mobil-di-indonesia-menperin-minta-hyundai-tingkatkan-investasi-VSBi6LYVZ4.jpg Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersama Duta Besar Korea Selatan, Taiyong Cho (Dok Kemenperin)

JAKARTA - Hyundai Motor Corporation (HMC) hanya memiliki satu pabrik perakitan di Indonesia untuk memproduksi multi purpose vehicle (MPV) Hyundai H1. Selama ini perusahaan automotif asal Korea Selatan itu tidak menambah fasilitas pabrik dan model yang dirakit secara lokal. Oleh karena itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta supaya pihak Hyundai meningkatkan investasi.

“Sebelumnya, kami telah berbincang dengan pihak Hyundai Motor. Mereka memang minat berinvestasi di Indonesia. Untuk itu, ketika bertemu dengan Bapak Dubes dari Korea, kami juga membahas tentang rencana ekspansi tersebut,” kata Airlangga seusai menerima Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Taiyong Cho di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (26/10/2017).

(Baca juga: Wih, Kemenperin Akan Uji Coba 10 Prototipe Mobil Listrik)

Menurut Menperin, industri automotif merupakan salah satu sektor strategis yang menjadi tolak ukur dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hingga Juni 2017, penjualan mobil domestik mencapai 533.537 dan diproyeksikan sepanjang tahun ini sekitar 1,1 juta unit. Kemudian, industri automotif nasional juga akan meningkatkan performanya dengan menambah kapasitas produksi menjadi 2,2 juta unit per tahun.

Sedangkan, ekspor mobil hingga Juni 2017 mencapai 113.269 unit dan ditargetkan sampai akhir tahun ini sebanyak 200 ribu unit. "Pada tahun 2015 kita sudah surplus USD466 juta, dan akhir tahun 2016 meningkat menjadi USD600 juta. Jadi kita sudah menjadi net exporter dari sektor atomotif," tuturnya.

Sementara itu Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan, beberapa hal yang menjadi perhatian HMC dalam rencana investasi di Indonesia, antara lain terkait kebijakan, fasilitas fiskal, dukungan komponen, dan kemitraan dengan pelaku industri lokal.

“Mengenai kebijakan, kami telah menyampaikan bahwa pengembangan industri otomotif di Indonesia saat ini ke arah Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang berorientasi pada pasar tujuan ekspor,” jelasnya.

Putu menambahkan, HMC tertarik untuk mengembangkan basis produksi kendaraan bermotor di ASEAN, di mana Indonesia dipertimbangkan menjadi salah satu negara tujuan investasi untuk membangun fasilitas perakitan station wagon dan sedan dalam bentuk completely knock down (CKD) dan incompletely knock down (IKD) yang berasal dari India. “Selain itu, mereka ingin pendalaman industri komponen dan spare parts di Indonesia,” imbuhnya.

(Baca juga: Hyundai Berencana Tambah Investasi di Indonesia)

Lebih lanjut, guna meningkatkan daya saing produknya di Indonesia, HMC mengusulkan penurunan tarif bea masuk atas impor CKD dari India. Menanggapi usulan tersebut, Putu menyampaikan, saat ini tarif yang berlaku atas impor kendaraan bermotor dalam keadaan CKD dalam ASEAN-India FTA (AIFTA) adalah sebesar 5 persen dan dapat diturunkan menjadi 0 persen secara unilateral.

“Hal tersebut tergantung pada komitmen dari investasi dan pendalaman struktur industri yang akan dilakukan HMC di Indonesia,” terangnya. (san)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ton)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini