MELBOURNE - General Motors (GM) menjadi produsen mobil terakhir yang menutup pabriknya di Australia. Ford dan Toyota sudah lebih dulu melakukannya belum lama ini. Pabrik GM digunakan untuk merakit mobil Holden yang berlokasi di Adelaide utara. Pabrik mulai beroperasi sejak 1948.
Mobil terakhir yang diproduksi di pabrik tersebut adalah Holden VFII Commodore Redline. Sebagai pertanda berakhirnya operasional pabrik, GM melangsungkan acara kecil-kecilan bersama para pekerja di dalam maupun luar pabrik.
(Baca juga: Setelah 69 Tahun Beroperasi, General Motors Resmi Tutup Pabrik Mobil di Australia)
GM merupakan perusahaan automotif tertua kedua di dunia. Perusahaan yang bermarkas di Amerika Serikat itu memulai bisnisnya di Australia pada 1856. Selama bertahun-tahun berada di Negeri Kangguru, perusahaan telah memproduksi sekira 7.687.675 kendaraan dan mempekerjakan karyawan yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam acara perayaan produksi mobil terakhir, Chairman Holden Mark Bernhard mengatakan, "Holden adalah ikon yang bisa berdiri sampai saat ini hanya karena orang-orang yang penuh gairah. Atas nama semua orang di Holden, saya berterima kasih atas pelayanan Anda dari lubuk hatiku,"
(Baca juga: Nah Loh, di Australia Tidak Ada Lagi Pabrik Mobil)
Penutupan pabrik membuat sejumlah pekerja dirumahkan, namun Bernhard memastikan hal tersebut tidak akan terjadi. Dirinya mengatakan bahwa 85 persen pekerja telah berhasil dialihkan ke pekerjaan lain. "kami telah bekerja sama erat dengan orang-orang kami. Pusat peralihan karyawan akan tetap terbuka setidaknya selama dua tahun lagi sehingga semua karyawan Holden dan supply chain memiliki kesempatan terbaik untuk melakukan transisi," terang Bernhard mengutip Carscoops.
Terlepas dari berakhirnya produksi Australia, Holden masih akan terus mempekerjakan sekira 1.000 orang termasuk tim desain dan tim engineering.
(Baca juga: Toyota Resmi Tutup Pabrik Mobil di Australia, Ini Penyebabnya)
Sama seperti Ford dan Toyota, GM terpaksa menutup pabriknya karena biaya tenaga kerja yang tinggi. Selain itu tarif impor, sebagian besar produsen mengekspor mobil mereka ke Australia tidak di kenakan tarif, sedangkan yang memiliki pabrik di sana harus membayar tenaga kerja dengan harga yang tinggi. Dari situ jelas terlihat mana yang lebih menguntungkan prusahaan. (san)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)