Share

Dinilai Gagal, Bus Antimacet China Mulai Dibongkar

Santo Evren Sirait, Okezone · Selasa 27 Juni 2017 23:26 WIB
https: img.okezone.com content 2017 06 27 15 1725335 dinilai-gagal-bus-antimacet-china-mulai-dibongkar-rhFPqJlD9c.jpg Bus antimacet (Carmag)

BEIJING - Bus antimacet produksi TEBtech, TEB-1 Straddling, telah melakukan uji coba pada tahun lalu. Pengujian dilakukan di Kota Qinhuanandao, Provinsi Hebei, China. Setelah dilakukan uji coba, tak ada kabar perkembangan mengenai bus tersebut. Rupanya uji coba sudah dihentikan pada Oktober 2016. Tidak diketahui pasti penyebabnya.

Saat ini bus dengan tinggi 300 meter, panjang 22 meter, dan lebar 7,8 meter beserta fasilitasnya mulai dibongkar. Proyek bus ini dinilai gagal karena tersangkut beberapa masalah. Ada warga yang menyebut bahwa jalur yang akan dilalui bus tersebut justru menyebabkan kemacetan. Selain itu, pemerintah China ragu proyek tersebut akan berhasil dan menuduh bahwa itu merupakan tipuan pembangunan. Bahkan, penjabat Kota Qinhuanandao tidak mengetahui jika bus itu menjalani uji coba di sana.

Bus yang dirancang bisa berjalan di atas rel ini dibangun tanpa mengganggu lalu lintas jalan raya saat beroperasi. Para insinyur membuat lorong di bagian bawah bus supaya dapat melewati jalan yang macet.

Mirip dengan kereta, TEB-1 Straddling memiliki daya tampung yang cukup besar.

Meskipun saat pengujian berjalan sukses, tapi sebenarnya banyak kelemahan yang dimiliki oleh bus tersebut. Banyak pihak yang meragukan sisi keamanan dari kendaraan raksasa ini. Salah satunya TEB-1 Straddling tidak berjalan di atas rel besi. Bus ini masih menggunakan ban karet yang dilengkapi dengan roda kecil di setiap sisinya. Pada kenyataannya, roda kecil itu tidak berjalan di rel besi. Rel itu sebenarnya hanya garis cerukan yang tidak dilengkapi besi, melainkan hanya coran. Roda kecil itu memang berjalan di dalamnya, namun bisa saja keluar dan masuk ke jalanan.

Selain itu, TEB-1 Straddling beroperasi menggunakan listrik. Sumber listriknya adalah baterai yang terdapat di dalam bus. Baterai di-charge di setiap stasiun yang disinggahi. Fasilitas charger-nya terdapat di atap setiap stasiun. Namun energi yang diterima hanya cukup untuk mengantarkan bus sampai ke stasiun berikutnya. Hal ini karena keterbatasan daya tampung baterai.

Selain untuk menggerakkan roda, energi listrik juga banyak tersedot untuk pengoperasian pendingin kabin atau AC. Jumlah AC di kabin banyak sekali tentunya membutuhkan daya listrik yang besar.

TEBtech mengaku sudah menandatangani kontrak dengan kota lain di China untuk pengembangan bus ini, antara lain Nanyang, Shenyang, Tianjin, dan Zhokou. (san)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ton)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini