MILAN - Lamborghini belum menemukan formulasi yang tepat dalam membuat sports car bertenaga listrik untuk saat ini. Padahal produsen mobil berlogo banteng mengamuk itu sudah merencanakan membuat SUV Urus dalam pilihan penggerak plug in hybrid (PHEV) yang memadukan mesin konvensional dengan motor listrik.
Teknologi plug in hybrid yang sudah ada saat ini dinilai belum cocok dengan identitas sports car Lamborghini. Selain itu, ada ketidaksesuaian harga.
Bos R&D Lamborgihini Maurizio Reggiani mengatakan, teknologi PHEV yang saat ini sudah ada di pasar harus benar-benar dipastikan sesuai sebelum digunakan oleh Lamborghini.
"Teknologi PHEV atau murni listrik, saat ini masih sulit untuk diaplikasikan pada supersports car karena faktor berat dan pengemasannya. Jika dipaksakan, handling-nya tidak akan sempurna," kata Reggiani.
Untuk itu, Lamborghini masih akan mempertahankan mesin konvensional pada produk-produknya sampai waktu yang belum ditentukan.
CEO Lamborghini Stefano Domenicali mengatakan, sambil menunggu masa penggunaan mesin hybrid, pihaknya akan memanfaatkan sistem penggerak konvensional khas Lamborghini.
"Dengan rencana hibridisasi pada jajaran kendaraan superaports kami, masih ada waktu beberapa tahun untuk mempertahankan mesin V10 dan V12," ungkapnya.
Urus akan menjadi produk pertama Lamborghini yang menggunakan motor listrik, menggantikan model konsep Asterion yang pernah diperkenalkan pada 2014.
Mobil itu menggunakan perpaduan mesin V8 dengan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga total 650 bhp. Pada tahap awal, Urus sendiri akan diproduksi dalam pilihan mesin konvensional, yakni pada 2018. (san)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)