Share

TOP AUTOS OF THE WEEK: Perusahaan Automotif China Jadi Pemilik 49,9% Saham Proton

Santo Evren Sirait, Okezone · Minggu 28 Mei 2017 12:19 WIB
https: img.okezone.com content 2017 05 27 15 1701444 top-autos-of-the-week-perusahaan-automotif-china-jadi-pemilik-49-9-saham-proton-ZO1VyVGKBi.jpg Logo Proton dan Geely (Paultan)

KUALA LUMPUR - Perusahaan automotif China, Zhejiang Geely Holding Group, membeli 49,9% saham Proton. Dengan demikian, Geely mengalahkan penawaran yang diajukan grup automotif Prancis, PSA; produsen mobil Prancis lainnya, Renault; serta pabrikan kendaraan Jepang, Suzuki Motor.

Padahal sebelumnya Geely pernah mundur dari pengajuan rencana pembelian saham Proton. Hal itu disebabkan DRB-Hicom terus mengubah rencananya dan dinilai tidak konsisten.

Proton sepertinya terpaksa menjual sebagian saham karena sedang menghadapi permasalahan pendanaan sebagai imbas dari merosotnya penjualan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan ini menerima bantuan dana dari Pemerintah Malaysia sebesar 1,5 miliar ringgit pada 2016.

Dengan diakuisisinya saham Proton, mempermudah Geely untuk mentransfer teknologi ke Proton. Karena itu investasi Geely tersebut diyakini akan membantu Proton untuk memperbaiki citra produknya serta meningkatkan penjualan tak hanya di pasar domestik tapi juga di pasar global.

"Dengan mitra strategis, bisa meningkatkan nilai merek dan kepercayaan konsumen terhadap Proton. Selain itu memiliki akses terhadap teknologi terbaru, mencapai skala ekonomi yang lebih tinggi, dan memiliki kemampuan untuk mengakses pasar yang lebih besar di luar Malaysia," kata Menteri Keuangan Datuk Seri Johari Abdul Ghani.

Di satu sisi langkah ini diambil untuk melambungkan nama Proton, namun di sisi lain ada yang bersedih. Mantan orang nomor satu di Malaysia dan Proton Holdings, Mahathir Mohamad, lewat blog pribadi mengungkapkan rasa kecewa sekaligus kesedihan yang mendalam.

Dalam blog milik Mahathir, ia menyatakan bahwa Proton seperti "anaknya". Dengan masuknya Geely sebagai mitra asing dia mengganggap Proton tidak bisa lagi menjadi mobil nasional. Setiap kesuksesan yang diraihnya nanti tidak perlu dibanggakan karena sudah tidak "milik saya" atau “negara saya".

Selain itu ada 12 butir yang di ungkapkan oleh Mahathir. Beberapa diantaranya bernada kekecewaan "Tapi saya tidak bisa bangga dengan kesuksesannya. Saya tidak bisa bangga dengan kesuksesan sesuatu yang bukan milik saya atau negara saya. Mungkin orang Malaysia lainnya mau, tapi aku tidak. Kalau dipikir-pikir, jika negara kita dijual kepada orang lain, kepada orang-orang kaya di negara lain, saya yakin negara kita juga akan berkembang dengan baik. Bahkan bisa menjadi negara maju melebihi harapan Vision 2020."

"Ini akan menjadi negara besar dengan jalan raya super, kereta api berkecepatan tinggi (high speed rail/HSR), gedung pencakar langit, pemandangan yang bagus, dan indah. Tapi aku tidak bisa bangga! Dapatkah saya bangga tinggal di pinggiran negara besar ini yang dikembangkan oleh para pembeli."

Ada juga ungkapan yang menyatakan kesedihan. "Proton telah terjual. Telah dijual ke perusahaan asing."

"Ya. Aku sedih. Aku menangis. Tapi kesepakatan itu sudah rampung. Proton tidak bisa lagi dibilang mobil nasional. Tidak ada mobil nasional sekarang. Kami orang Malaysia senang terbebas dari mobil sial itu. Saya yakin Proton akan berhasil dengan baik. Proton akan sukses. Mobil ini akan dijual ke seluruh dunia. Nama Proton akan ada di mana-mana".

Mobil nasional Malaysia itu berdiri pada 1983 atas inisiatif dari Mahathir yang saat itu masih duduk sebagai Perdana Menteri. Proton merupakan produsen mobil pertama di Malaysia. Awalnya Proton menggunakan platform dari produsen mobil asal Jepang yaitu Mitsubishi. Namun seiring perkembangan teknologi dan makin dikenalnya Proton maka perusahaan membuat platform sendiri. (san)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ton)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini