JAKARTA - Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan terjadinya genangan air bahkan banjir di jalan raya. Tidak sedikit pengemudi mobil yang nekat menerobosnya. Akibatnya, banyak mobil yang mogok di tengah banjir.
Sebagaimana diketahui, memaksakan mobil melintasi banjir sangat tidak direkomendasikan. Pada dasarnya mobil berpenumpang tidak dibuat untuk berkompromi dengan air. Umumnya ground clearance untuk jenis city car dan MPV di Indonesia antara 160 hingga 200 milimeter. Untuk mobil SUV medium lebih tinggi sedikit.
Risiko yang dihadapi jika memaksakan melintasi genangan air setinggi ban adalah mogok. Lebih fatal lagi ada komponen-komponen penting di mobil yang berpotensi rusak.
Apalagi, posisi mobil mogok di tengah banjir. Air akan terus naik jika hujan masih turun atau karena terkena empasan gelombang. Bagian kabin bisa kemasukan air. Artinya, selain dampak kerusakan pada sistem kelistrikan, interior juga akan tergenang. Biaya perbaikannya pun akan lebih besar.
Sekalipun mobil tidak mogok, dampak setelah itu bisa saja merusak beberapa komponen mobil. Bagian mobil yang sering mengalami gangguan atau rusak setelah tergenang air adalah seperti berikut ini:
Water hammer
Jika air sudah masuk ke ruang bakar saat mesin bekerja, piston yang mengompres udara dan bahan bakar akan tercampur air. Dikarenakan air tersebut tidak dapat dikompres, akan mengakibatkan piston berlubang.
Alternator
Komponen ini seharusnya tidak mengalami masalah karena letaknya cukup tinggi. Namun sekarang banyak mobil yang menggunakan alternator canggih dengan IC (integrated circuit). Bila terendam atau terkena percikan akan mengalami rusak fatal.
Oli
Oli yang bercampu air akan kehilangan daya lumasnya dan lebih rentan terkena karat. Pada mobil bertransmisi otomatis, pelumas yang tercampur air akan menyebabkan kerusakan pada pelat kopling berlapisnya. Cara mengatasinya, periksa warna oli setelah melewati banjir.
Rem
Rem hampir sama dengan kopling jika terkena air, hanya dampaknya saja yang berbeda. Mobil yang terendam, remnya akan menjadi licin dan akan merusak kaliper. Fungsi cengkeramnya akan berkurang.
Kopling
Setelah melewati banjir, mobil bertransmisi manual hendaknya jangan terus berhenti. Sebab air yang mengenai kopling akan membuat sekrupnya menjadi lembap sehingga bisa menyebabkan adhesi atau menempel kuat antara pelat kopling dan sekrup. Ada baiknya setelah melewati genangan, mobil terus dijalankan.
Setelah menerobos banjir ada baiknya pemilik mobil mengecek bagian kaki-kaki, terutama rem. Hal ini untuk memastikan tidak ada masalah dengan komponen penting keselamatan berkendara ini. Biasanya habis melewati genangan daya cengkeram rem agak berkurang. Jangan lupa untuk langsung mencuci kendaraan, terutama bagian kolong, supaya sampah-sampah kecil atau kotoran lepas. (san)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)