JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menggarap proyek mobil murah untuk perdesaan. Nantinya, mobil tersebut bisa digunakan sebagai alat angkut hasil pertanian dan perkebunan. Selain itu bisa menjadi pengganti grandong.
Untuk mewujudkan mobil perdesaan, Kemenperin berencana menggandeng banyak pihak termasuk produsen mobil di Tanah Air yaitu Toyota dan Daihatsu. Diperkirakan, prototipe mobil perdesaan akan rampung pada Agustus 2017.
Mobil yang belum ada namanya itu bakal menggunakan sistem penggerak empat roda dan mengandung 100% komponen dari dalam negeri. Dengan begitu, harganya bisa ditekan menjadi sekira Rp60 jutaan per unit.
Dari kacamata industri, mungkinkah pengggunaan komponen lokal 100% saja bisa tercapai?. Mengingat saat ini belum ada produk keluaran produsen mobil di Indonesia yang mencapai angka tersebut.
"Ya, dimaksimalkan menggunakan komponen yang ada sekarang. Tapi itu ranahnya Institut Otomotif Indonesia (IOI) dan Kemenperin," ujar Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Ia mengakui bila sampai saat ini belum ada produsen automotif di Indonesia yang menggunakan kandungan lokal sempurna 100%. Hal itu dimaklumi karena beberapa komponen belum dapat dibuat di Indonesia.
"Sekarang sih belum ada. Sekarang tantangannya itu, ada beberapa komponen seperti electrical part masih impor," terang Warih.
Ada beberapa komponen, lanjut dia, yang sudah bisa dibuat secara lokal, namun bahan bakunya masih impor, misalnya mesin.
Jika prototipe mobil perdesaan sudah rampung, maka Kemenperin akan menyebar mobil perdesaan ini ke 34 provinsi. Tiap provinsi dapat satu untuk diuji coba. (san)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
