WASHINGTON - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Foundation for Traffic Safety American Automobile Association (AAA) mengungkap bahwa pengemudi yang kurang tidur selama 3 sampai 4 jam dalam sehari berpeluang mengalami kecelakaan sama seperti pengendara yang menyetir dalam kondisi mabuk.
Disebutkan pula, penelitian terhadap 4.571 kasus kecelakaan di Amerika Serikat mengungkap, pengemudi yang tidur di bawah 7 jam per hari lebih berisiko mengalami kecelakaan karena mengantuk.
"Anda tidak boleh kurang tidur dan harus memastikan untuk bisa mengendalikan kendaraan dengan aman," ungkap David Yang, executive director Foundation for Traffic Safety AAA, seperti dikutip dari Reuters.
Yang menambahkan, risiko kecelakaan yang berpotensi terjadi pada pengemudi kurang tidur sama dengan pengemudi yang mengonsumsi minuman beralkohol di atas ambang batas.
Bahkan, pengemudi yang kurang tidur 1 sampai 2 jam setiap hari saja memiliki risiko kecelakaan hampir dua kali lipat dibandingkan orang yang tidur setidaknya 7 jam.
Data AAA juga mengungkap bahwa 20 persen kecelakaan fatal di AS melibatkan pengemudi yang kurang tidur. Data tersebut hampir sama dengan penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang mengungkap bahwa 35 persen pengemudi di AS tidur di bawah 7 jam setiap hari.
Tanda-tanda pengemudi mengantuk bisa diketahui dari kesulitan membuka mata, kerap keluar dari jalur, dan tidak mengingat litnasan beberapa kilometer terakhir.
AAA merekomendasikan kepada para pengemudi yang melakukan perjalanan jarak jauh untuk beristirahat setiap dua jam sekali. Atau, jika dihitung berdasarkan jarak, setiap 160 km.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
