JAKARTA - Mobil bertransmisi otomatis banyak digunakan di perkotaan. Selain pengoperasiannya tidak bikin kaki dan tangan capek, mobil matik juga simpel. Namun di balik kemudahan menggunakannya, mobil matik juga memiliki risiko tinggi jika pengemudi lupa atau tidak memahami penggunaan transmisinya.
Peristiwa teranyar terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu 28 Agustus 2016 sore. Bocah berinisial AF warga sebuah perumahan di Cikunir meninggal dunia setelah mobil Honda Jazz yang sedang diparkir tiba-tiba melaju dan menabraknya. Arief mengalami luka serius dan meninggal dunia di RS Awal Bros, Bekasi.
Honda Jazz itu diparkir di kondisi jalan menanjak di rumahnya. Berdasarkan pesan yang diterima, posisi tuas transmisi terakhir saat mobil diparkir adalah N (netral), bukan P (parking).
President Director Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Bintarto Agung mengatakan, memahami penggunaan mobil matik penting bagi para pengguna sebelum mengemudikannya. Banyak kasus kecelakaan terjadi, seperti mobil jatuh dari lantai tinggi karena kasus ini.
"Karena matik punya prosedur yang harus dipatuhi. Misalnya jika berhenti sementara tidak boleh di posisi P harus di N. Lalu saat mau parkir, pindahkan transmisi ke posisi N, tarik hand brake, baru pindahkan ke P. Kemudian baru matikan kunci dan keluar dari kendaraan," paparnya.
Ia menandaskan, mengaktifkan hand brake saat mobil berhenti penting untuk mengantisipasi hal tidak diinginkan. Hand brake bisa mencegah mobil melaju sendiri ketika diparkir atau saat pengemudi salah memosisikan tuas transmisi.
Selain itu, pengemudi juga harus memastikan posisi tuas transmisi sudah benar. Jangan mengandalkan perasaan, namun dengan melihat ke lampu indikator di instrument cluster, apakah sudah benar-benar di N atau P saat berhenti.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)