JAKARTA - Seiring kemajuan teknologi, hampir semua sepeda motor baru di Indonesia sudah mengadopsi mesin injeksi. Penggunaan mesin injeksi diklaim banyak keuntungan, seperti suplai bahan bakar dan emisinya lebih baik ketimbang mesin karburator. Satu hal lagi, perawatan mesin injeksi lebih mudah.
"Mesin injeksi lebih mudah secara perawatan, tapi bukan berarti tidak perlu dirawat. Karena mesin injeksi enggak perlu dibersihkan, dibongkar, dan segala macamnya. Dia hanya perlu dicek saja," ujar Wedijanto Widarso, general manager technical service division PT Astra Honda Motor (AHM), di Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Dengan mesin injeksi, lanjut dia, mekanik dan pemilik motor juga mudah untuk mengetahui atau mendeteksi kerusakan pada sepeda motor.
“Sebenarnya motor-motor injeksi itu soft detector. Dia bisa membaca kerusakan sendiri karena memiliki malfunction indicator lamp (MIL) yang kedap kedip. Jadi sebenarnya konsumen bisa melihat, begitu lampunya berkedip bawa saja ke bengkel. Jumlah kedipan menandakan ada kerusakan di motor, semua kedipan ada sandinya,” ungkapnya.
Sebagai contoh, bila lampu MIL berkedip hingga 12 kali maka kerusakan berasal dari injektor. Jika injektor rusak, suplai bahan bakar ke ruang bakar terhenti yang menyebabkan mesin motor mati.
Meskipun terbilang mudah dalam perawatan, bukan berarti mesin injeksi tidak luput dari kerusakan. Umumnya kerusakan pada motor injeksi ada di bagian injektor.
"Tapi rusak atau tidaknya bergantung dari cara pemakaian. Misalkan pemilik motor menggunakan bensin sembarangan atau pakai bensin campur yang beli di pinggir jalan yang enggak tahu kualitasnya. Akibatnya injektor bisa cepat rusak," tambah Handy Hariko, senior manager technical training department AHM. (mli)
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
