Share

Cerita Tim Universitas Indonesia Bikin Empat Kendaraan Listrik

Marieska Harya Virdhani, Okezone · Senin 25 Juli 2016 10:35 WIB
https: img.okezone.com content 2016 07 25 15 1445876 cerita-tim-universitas-indonesia-bikin-empat-kendaraan-listrik-OrZOq00mG7.jpg Empat kendaraan listrik karya tim Molina UI (Molina)

DEPOK - Setelah meluncurkan empat kendaraan listrik pada 18 Juli 2016, yakni tiga mobil dan satu bus, tim Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia (Molina UI) tengah berpikir untuk memproduksinya secara massal.

Namun sebagai pusat pendidikan, peran universitas saat ini hanya fokus untuk merancang bangun empat kendaraan listrik itu, yaitu Makara Electric Vehicle (MEV) 01, City Car konversi (MEV) 02, City Car konversi (MEV) 03, dan bus listrik. (Baca: Mengenal Tiga Mobil Listrik Buatan UI)

“Sebetulnya, kendaraan listrik ini dibuat untuk program pemerintah dalam menjalankan amanah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Jadi ada lima universitas, yakni UI, UGM, ITB, ITS, dan UNS. Kami berlima membuat kendaraan listrik. Hanya yang sedikit berbeda, UI juga membuat bus listrik sementara yang lain city car,” jelas Wakil Ketua Tim Molina UI, M Adhitya, akhir pekan lalu.

Alasannya, kata dia, riset UI tentang kendaraan listrik sudah dilakukan sejak lama, yakni mulai 1997, jauh sebelum pemerintah melakukan kampanye mobil listrik.

“Kami sudah lama sekali riset, dari bajaj, kendaraan konversi, kendaraan listrik, dan lainnya. Sampai berakhirnya kontrak UI dengan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), lalu diluncurkanlah. Sehingga ini program pemerintah melalui Kemenristek Dikti, dananya LPDP,” ungkap Adhitya.

Ia menjelaskan, pemerintah memiliki misi untuk memproduksi kendaraan listrik secara massal sehingga bisa dijual ke masyarakat. Namun, untuk mencapai titik itu diperlukan tahapan yang panjang.

“Ada tahapan sebetulnya, seperti di NASA (Badan Antariksa Nasional AS) ada TRL, yaitu skala satu sampai sembilan, dimulai dari konsep sampai diproduksi massal. Idealnya pihak universitas mengerjakan tahap satu sampai empat. Ada badan uji kelayakan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) itu tahap empat sampai tujuh. Baru di tahap tujuh sampai sembilan itu industri, bagian akhir dalam produksi massal dan menjual. Sehingga sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi),” papar Adhitya.

Ia memprediksi paling tidak 50 tahun mendatang kendaraan listrik akan menjadi primadona di Indonesia, menggantikan mesin konvensional. Hal ini sejalan dengan tuntutan akan lingkungan bersih serta menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil.

“Mobil listrik itu relatif sederhana dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Komponen saja berbeda, fabrikasi, dan lainnya lebih sederhana. Diprediksi 50 tahun ke depan sudah maju, semua menggunakan kendaraan listrik. Kalau dari sekarang tak siap, kita akan ketinggalan. Kapan lagi?” tukasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(ton)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini