BOGOR – Aturan mengenai standar emisi yang baru yakni Euro4 sampai saat ini masih digodok oleh pemerintah Indonesia. Masih banyak yang harus dikaji, termasuk penyediaan bahan bakar minyak (BBM).
"Ibarat telor dengan ayam, di sisi lain Pertamina harus menanggung subsidinya, ini kan berat juga karena dengan Euro4 otomatis harganya akan lebih mahal," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan.
Sampai saat ini, lanjut Putu, mengenai kepastian diberlakukannya aturan emisi Euro4 belum ada kejelasan. Oleh karena itu, dibutuhkan kesepakatan bersama dari berbagai pihak yang berkepentingan.
"Jadi sebenarnya yang mesti dilakukan adalah kami bersama-sama Kementerian ESDM dan Pertamina menyepakati mulai kapan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Nah, itu kan keputusannya enggak bisa dibilang bulan depan atau beberapa bulan lagi karena fasilitas produksi harus disesuaikan," terangnya.
Putu menambahkan, nantinya kesepakatan bersama tersebut bisa juga menentukan apakah aturan emisi Euro4 akan diberlakukan atau langsung melompat ke Euro6.
"Yang mana yang mau diikuti, Euro4 atau langsung Euro 6? Kami enggak tahu. Kajiannya lagi dibuat, kebetulan ada konsultan juga yang dipekerjakan, kalau enggak salah dari Kementerian Lingkungan Hidup. Nah, kami akan pakai hasil kajian mereka," tutup Putu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
