JAKARTA - Garansindo Inter Global (GIG) selaku agen pemegang merek (APM) kendaraan roda empat asal Eropa dan Amerika terkena imbas Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor. Bea masuk mobil impor completly built up (CBU) naik menjadi 50 persen.
Meski demikian, Chief Executive Officer (CEO) PT Garansindo Inter Global (GIG), Muhammad Al Abdullah, yakin pihaknya masih bisa bertahan menghadapi situasi dan kondisi ini.
"Saya sih aman, enggak ada masalah. Mungkin tahun ini kalah dan hancur-hancuran, tapi tahun depan bisa selamat karena prinsipal Fiat Chrysler Automobiles (FCA) sudah memutuskan untuk berinvestasi di negara Asia lainnya, yakni India dan China. Potensi Indonesia masih ada, tapi memang dipilih dua negara itu," terang pria yang akrab disapa Memed itu.
Menurut dia, imbas cukup berat bagi Garansindo dirasakan di sektor lain, yakni pengembangan sepeda motor listrik di mana bidang ini membutuhkan investasi besar. Garansindo sendiri akan menggandeng investor untuk memproduksi dan memasarkan sepeda motor listrik yang dikembangkan bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu. Namun dengan berubah-ubahnya kebijakan, ia khawatir investor akan berpikir ulang.
"Kami pelaku usaha mati-matian mengajak investor bikin pabrik motor listrik di sini. Prinsipal jadi berpikir, bakal jadi benar dan bagus tidak kalau investasi di sini," imbuhnya.
Garansindo sendiri sudah mendatangkan secara utuh (CBU) sepeda motor listrik Zero Motorcycle dari Amerika dan tidak lama lagi akan meluncurkan sepeda listrik Italjet dari Italia. Untuk produk lokal, Garansindo akan menjual sepeda motor listrik hasil kerja sama dengan ITS.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
