TOKYO - Presiden dan CEO Mitsubishi Motors, Tetsuro Aikawa, menegaskan bahwa negara-negara di Asia Tenggara dan Rusia akan menjadi basis produksi mobil Mitsubishi di luar Jepang. Hal tersebut diungkapkan menyusul rencana produsen mobil berlogo tiga berlian itu menutup pabriknya di Normal, Illinois, Amerika Serikat, pada akhir tahun ini.
Penutupan pabrik di Negeri Paman Sam disebabkan volume produksi yang rendah dan tidak sebanding dengan perubahan kurs mata uang. Hal itu menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk mengekspor mobil bisa lebih murah ketimbang memproduksi sendiri di sana.
"Jepang, ASEAN, dan Rusia akan menjadi basis produksi perusahaan kami,” ujar Aikawa, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/7/2015).
Ia menambahkan, nantinya produk yang akan dipasarkan di Amerika akan dipasok dari Jepang dan Thailand. Saat ini Mitsubishi memiliki pabrik di Thailand dan Filipina, sementara pabrik di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dalam pembangunan setelah groundbreaking pada Maret 2015.
Pabrik baru Mitsubishi di Indonesia akan memproduksi mobil low-MPV yang akan bersaing dengan Avanza, Mobilio, Ertiga, dan lainnya. Selain itu, model SUV Pajero Sport juga akan diproduksi di pabrik yang sama. Kapasitas produksinya mencapai 160 ribu unit per tahun.
Sementara pabrik yang akan ditutup di Normal mencapai puncak kejayaannya pada 2000 dengan memproduksi hingga 200 ribu mobil. Namun pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2015, penjualan Mitsubishi di Amerika Serikat turun menjadi sekira 82 ribu unit. Jumlah itu masih di bawah 10 persen dari penjualan global Mitsubishi yang mencapai 1 juta unit. Outlander Sport merupakan produk Mitsubishi yang paling laris di AS.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
