Truk Daimler juga pernah diuji di jalan bebas hambatan autobahn di Jerman.
“Kami melakukan langkah pertama yang penting di jalur yang benar. Anda harus memiliki mimpi,” ungkapnya.
Menurut Bernhard, 90 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan kesalahan manusia. Karena itu, melalui penggunaan teknologi autonomous driving diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan.
Meski bisa melaju ke lokasi tujuan dengan sendiri, sopir tetap duduk di belakang kemudi. Namun, ia bisa melakukan aktivitas lain seperti membaca, membuat rencana perjalanan, membuat tagihan, atau lainnya.
Produsen yang menaungi brand Mercedes Benz itu bukan satu-satunya produsen truk yang mengunakan teknologi serupa. Scania, yang juga bagian dari Volkswagen, membuat teknologi beberapa truk bisa berjalan beriringan hanya dengan mengandalkan satu sopir yakni di kendaraan paling depan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)