JAKARTA - Rencana Pertamina untuk mengganti bahan bakar miyak (BBM) jenis premium (RON 88) dengan pertalite (RON 90) mulai Mei 2015 diyakini tidak berpengaruh besar terhadap pasar automotif.
Direktur pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), Rakhmat Samulo, mengatakan, penggantian ini bukan hal baru bagi masyarakat dan dan industri automotif, bahkan sudah menjadi isu umum sejak tahun lalu.
“Sebenarnya semua pihak sudah mulai terbiasa dengan penyesuaian-penyesuain yang terjadi. Jadi kalau ada lagi, pasti dampaknya sangat kecil terutama di pasar automotif. Selama hal tersebut dilakukan secara hati-hati, bertahap, dan tidak dilakukan secara drastis,”ujarnya.
Ia manambahkan, hal yang terpenting adalah perubahan ini harus diperhatikan prosesnya, harus bertahap, transparan, serta dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat.
“Sehingga tidak ada gejolak akibat salah pengertian. Kalau semua ini dilakukan dengan baik, mudah-mudahan semua perubahan tidak menimbulkan dampak negatif di masyarakat. Begitu juga terhadap pasarautomotif nasional,” ungkapnya.
Sementara itu, 4W Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Davy J Tuilan, menilai, penggantian premium ini diyakininya tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap penjualan.
“Permintaan kendaraan tetap tinggi. Perubahan harga BBM sedikit itu tidak akan membuat orang mengurungkan niatnya membeli mobil, ” tuturnya.
Menurut dia, dampak yang dirasakan hanya berlangsung sekira dua bulan, lalu setelah itu penjualan akan kembali normal.
“Yang berubah adalah perilaku para pemilik mobil, misalnya membatasi intensitas penggunaan mobil pribadi,” pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)