Perhatikan bagian bawah serta interior kendaraan.
"Kami melihat secara keseluruhan. Perhatikan bekas di pinggir-pinggir interior kendaraan. Secara kasat mata, lihat apakah ada elemen logam yang seperti habis tergenang,” jelasnya.
Seperti rumah yang habis terendam banjir, umumnya di tembok akan tertinggal jejak seperti garis.
Selanjutnya, bisa dicek dari sisi mesinnya. Saat diuji, apakah ada yang aneh dengan laju kendaraan, terutama di sisi pengapian. Jika ada yang aneh, sebaiknya ditanyakan ke pemiliknya.
Mobil yang terendam parah, lanjut Fischer, biasanya berdampak ke engine control unit (ECU).
"Ini kan otaknya mobil, komputernya mobil. Dari sana semuanya diatur, termasuk pengapian. Kalau ECU sudah kena, maka ongkosnya akan sangat mahal,” tambahnya.
Ia mengakui dampak dari sisi mesin tidak bisa diketahui dalam waktu singkat, melainkan jangka panjang. Namun agar pembeli tidak rugi dan menyesal di kemudian hari, ada baiknya bersikap lebih kritis jika membeli mobil bekas sehabis musim banjir.
Hal lain yang perlu diperhatikan, kata dia, mobil bekas terendam tersebut tidak selalu dijual di daerah kawasan banjir.
"Misalnya, banjir di Jakarta waktu lalu itu kan di daerah Jakarta Utara, seperti Kelapa Gading, Sunter, dan lain-lain. Pemilik biasanya tidak menjual di darah itu, tapi ke selatan atau daerah lainnya. Jadi, jangan anggap mobil bekas yang dijual di daerah lain juga aman. Kita harus cek benar-benar,” pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)