JAKARTA - Pemerintah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500.
Berbagai reaksi timbul pascapengumuman kenaikan harga BBM mulai 18 November 2014 itu. Namun kalangan industri automotif bisa memahami langkah pemerintah tersebut.
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai agen pemegang merek (APM) Yamaha di Indonesia mengaku tidak terganggu dalam hal produksi motor.
"Secara langsung, tidak (menimbulkan dampak). Pabrikan besar seperti Yamaha tidak boleh pakai bensin bersubsidi dalam hal produksi. Artinya cost dari pabrik tidak terpengaruh,” jelas Mohammad Masykur, Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonseia Motor Manufacturing.
Menurut dia, pengaruh dari kenaikan BBM bersubsidi baru dirasakan saat pengiriman motor dan suku cadang ke para suplayer. “Yang berpengaruh itu lebih ke ongkos pengiriman motor dan spare part,” pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)