LEIPZIG - BMW terpaksa menurunkan produksi model listriknya i3 karena pasokan bahan baku terlambat sampai ke pabrik perakitan di Leipzig, Jerman.
Beberapa pekan terakhir, pabrik tersebut memproduksi tujuh unit BMW i3 setiap hari. Saat permintaan meningkat, pabrik tersebut bahkan bisa memproduksi 10 unit per hari atau naik 40 persen.
Namun permintaan yang tinggi tersebut tidak didukung dengan ketersediaan bahan dasar bodi mobil yakni carbon fiber reinforced polymer (CFRP). CFRP merupakan bahan ringan namun sangat kuat. Saat ini CFRP digunakan sebagai bodi model i3 dan i8.
Untuk membuat CFRP dibutuhkan serat karbon (carbon fiber). Saat ini produksi CFRP melibatkan tiga negara. Pertama, negara penghasil serat karbon lalu dikapalkan ke pabrik pembuatan CFRP di Moses Lake, Amerika Serikat. Kemudian bahan jadi CFRP dikirim ke Jerman untuk dijadikan bodi i3 dan i8.
Hal yang menjadi masalah adalah pengiriman serat karbon ke Moses Lake ditunda karena adanya angin topan di Asia. Karena permasalahan inilah BMW menunda pengiriman i3 ke konsumen. Daftar tunggu atau inden kendaraan ini kini mencapai berbulan-bulan dan akan lebih panjang lagi jika pengiriman bahan baku terus terhambat.
CFRP bukan satu-satunya bahan bahan baku i3 yang terhambat kedatangannya. Kulit untuk jok juga terhambat lantaran bahan bakunya yakni ekstrak zaitun semakin sulit didapat seiring menurunnya produksi di seluruh dunia.
Tentunya diharapkan tidak ada masalah juga dengan ketersediaan kayu eucalyptus. Kayu tersebut digunakan sebagai pelapis dashboard pada model-model atas BMW.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(ton)
