Share

Penyebab Empat Kekalahan Beruntun Kubu Jokowi

Tri Kurniawan , Okezone · Kamis 02 Oktober 2014 09:46 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 02 339 1047201 JBnAtiq8Kp.jpg Jokowi dan elite partai pendukung
A A A

JAKARTA - Koalisi Indonesia Hebat sudah empat kali kalah di DPR. Penyebabnya, menurut pengamat politik Heri Budianto, koalisi yang mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu lamban dalam merespons sinyal dan dinamika politik yang berkembang.

"Menurut saya, ini kegagalan koalisi yang dipimpin PDIP dalam merespons sinyal-sinyal politik sejak sebelum pilpres sampai setidaknya hari ini," kata Heri kepada Okezone, Kamis (2/10/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Empat kekalahan mulai dari UU MD3, Tatib DPR, UU Pilkada dan paket pimpinan DPR dinihari tadi bukanlah peristiwa politik yang tiba-tiba muncul. "Ini merupakan kronologi politik yang sudah berjalan sejak lama," cetusnya.

Menurut Heri, jika PDIP bisa mendesak Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sejak dulu untuk membuka ruang komunikasi politik pada elite parpol yang sekarang ada di kubu Koalisi Merah Putih, termasuk komunikasi dengan Presiden SBY, maka ceritanya akan lain.

"Jika Bu Mega dan Pak SBY sudah dipertemukan jauh-jauh hari, PDIP dan koalisi tidak akan mengalami kegagalan bertubi-tubi seperti ini," ungkapnya. (Klik: Demokrat Setuju Paket Pimpinan Usulan KMP)

Sekarang, lanjut dia, semuanya sudah terlambat apalagi untuk menggaet Demokrat untuk koalisi di parlemen. "Sebab Demokrat sudah menunjukkan sikap ke KMP".

Saat ini, Heri menilai, memang ada upaya keras elite PDIP untuk mempertemukan Megawati dan SBY. Namun, Heri melihat pertemuan kedua tokoh itu tidak akan mengubah peta di DPR.

Heri juga menerangkan, faktor lain yang menjadi penyebab kekalahan beruntun kubu Jokowi adalah lambannya Jokowi-JK dalam menentukan nama dan posisi menteri di kabinetnya.

"Sebenarnya jika ini cepat, bukan tidak mungkin PPP dan PAN yang memang sudah memberi sinyal bisa diajak bersama di parlemen," tukasnya. (Klik: DPR Putuskan Pilkada Lewat DPRD)

"Ini tentu juga bisa dimaklumi, karena Pak Jokowi serba salah, dengan pernyatannya yang tidak ingin bagi-bagi kekuasaan pada parpol," tambahnya.

Inilah fakta politik yang membuat PDIP keteteran dalam merebut dukungan lebih selain dari PKB, NasDem, dan Hanura. "Mestinya politik jalan tengah ditempuh PDIP pascapenetapan kemenangan Jokowi-JK di MK," jelasnya.

(trk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini