Share

Cerita Prajurit TNI Nyambi Jadi Guru di Pelosok

Margaret Puspitarini , Okezone · Rabu 01 Oktober 2014 15:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 01 373 1046819 h9QtKL5Q37.jpg Selain menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI, anggota TNI yang satu ini mengabdi dengan menjadi guru di pelosok Nusantara. Foto: Sersan Satu Adhiwarsita P. (Foto: Maragret P/Okezone)
A A A

MAKASSAR - Tugas utama seorang anggota TNI adalah menjaga keamanan dan kedaulatan negara Indonesia. Namun, pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dalam bentuk aksi militer, bisa juga melalui mengajar.

Kegiatan tersebut dipilih oleh Adhiwarsita P. Selama satu tahun terakhir, pria berpangkat sersan satu itu menjadi seorang guru di sejumlah desa di Maluku Utara.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Saya mengajar siswa SD di beberapa sekolah negeri dan swasta di Maluku Utara. Salah satunya di Desa Kosa, Tidore," ungkap Adhi ketika berbincang dengan Okezone, belum lama ini. 

Selama menjadi guru, pria asal Pare-Pare itu mengajar hampir semua mata pelajaran. Ketiadaan pengajar membuat Adhi tak tinggal diam menyaksikan semangat belajar siswa di sana padam.

"SD di sana hanya punya tiga guru. Ada yang hanya kepala sekolah. Ada guru yang dikirim, tapi lari karena tidak kuat dengan keadaan di sana. Padahal muridnya ada 70 orang. Walaupun ada yang tidak pakai sepatu dan harus berjalan jauh ke sekolah, semangat belajar mereka sangat tinggi," tuturnya.

Menurut Adhi, kendala utama dalam mengajar siswa di Desa Kosa adalah para siswa tidak memahami bahasa Indonesia. Setiap siswa yang menggunakan bahasa Indonesia justru dianggap aneh dan ditertawakan.

"Di kelas lima, mau naik kelas enam, mereka baru belajar alfabet dan bahasa Indonesia. Waktu awal saya mengajar, mereka malah tidak mengerti sama sekali. Sekarang sudah mendingan," ujar Adhi.

Kendala lain yang juga harus dihadapi Adhi adalah sarana transportasi yang masih sangat minim. Bayangkan saja, untuk menuju Desa Kosa, Adhi harus menyebrang pulau dengan kapal cepat. Dan ketika cuaca buruk, dia terpaksa tidak bisa datang mengajar demi alasan keamanan.

Adhi berpendapat, mengajar membantunya bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung. Meski sangat menikmati dunia mengajar, ayah satu anak itu mengaku lebih memilih menjadi prajurit.

"Mengajar enak, jangan bergaul di militer saja. Senang bisa menginjak daerah yang belum pernah dikunjungi. Tapi saya tidak ingin alih profesi. Lebih senang jadi prajurit di lapangan," tutur pria kelahiran Pare-Pare, 4 Desember 1983 itu.

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini