Share

"Rupiah Terancam Anjlok"

Martin Bagya Kertiyasa , Okezone · Rabu 01 Oktober 2014 15:43 WIB
https: img.okezone.com content 2014 10 01 278 1046900 5eQgxfk2qN.jpg "Rupiah Terancam Anjlok" (Ilustrasi: Reuters)
A A A

JAKARTA - Perbaikan ekonomi di Amerika Serikat (AS), membuat bank sentral AS, Federal Reserve, berencana untuk menaikkan suku bunga acuannya. Akibatnya, dana-dana investor yang tersebar di negara berkembang, terancam keluar.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, peningkatan suku bunga yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika ini, akan membuat ketertarikan investor kepada dolar AS. Akibatnya, mata uang negara berkembang pun mengalami pelemahan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Kita sudah tahu akan ada penyesuaian oleh the Fed, jadi pemerintah sudah mulai mengimbangi dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), suku bunga, dan membuat depresiasi Rupiah," kata dia dalam acara Ocean Investment Summit di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Menurut dia, ekonomi Indonesia pada 2014 memang menghadapi risiko yang lebih baik. Meski demikian, ketika pejabat the Fed mengumumkan akan menaikan suku bunga lebih cepat, maka mulai terjadi penarikan modal keluar (outflow).

"Akibatnya Rupiah terdepresiasi. Tercatat sudah 0,16 persen sejak awal tahun ini," tambah dia.

Agus menambahkan, hingga September ini dana asing yang berada di surat utang Negara telah mencapai Rp170 triliun baik di SUN, maupun SBI. "Dan itu harus diwaspadai, karena jika Fed rate naik, maka investor mungkin akan menarik dananya untuk kembali ke Amerika," jelas dia

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini