Share

Sarjana China Susah Cari Kerja (3-Tamat)

Rifa Nadia Nurfuadah , Okezone · Senin 29 September 2014 19:05 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 29 373 1045873 R1XaKYCGU5.jpg Setiap tahun, 7,27 juta lulusan perguruan tinggi di China berjuang dalam kerasnya perburuan kerja. (Foto: Huffington Post)
A A A

CHINA - Setiap tahun, 7,27 juta lulusan perguruan tinggi di China berjuang dalam kerasnya perburuan kerja. Mereka pun harus bersaing dengan orang-orang yang memiliki koneksi dan kemampuan memberi uang sogokan untuk mendapat pekerjaan.

Banyak media China menyebut, persaingan tidak sehat ini merupakan imbas dari luasnya ekspansi pendidikan di Negeri Tirai Bambu tersebut. Huffington Post, Senin (29/9/2014) melansir, dalam 15 tahun terakhir, tercatat lulusan perguruan tinggi China meningkat hingga sembilan kali lipat.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Jumlah institusi perguruan tinggi China pun meningkat dua kali lipat bila dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu. Dan di kota seperti Xi'an, hampir semua sekolah memiliki kampus satelit untuk mengakomodasi tingginya jumlah mahasiswa.

Profesor dalam bidang pendidikan di Wuhan University Xu Qingshan menyebut, ekspansi besar-besaran ini belum pernah terjadi di negara mana pun di dunia. "Alasan utama di balik buruknya pasar tenaga kerja adalah ekspansi massif dalam bidang pendidikan tinggi ini,"  ujar Xu.

Kebanyakan, pertumbuhan itu berasal dari mahasiswa dari daerah pinggiran. Mereka merupakan generasi pertama di keluarganya yang meninggalkan desa dan pertanian.

Di sekolah, para mahasiswa ini mungkin bersentuhan dengan dunia kosmopolitan yang tidak pernah diimpikan orangtuanya. Tetapi begitu tiba masanya kelulusan, mereka harus menghadapi persaingan mencari kerja yang lebih keras bila dibandingkan dengan yang dihadapi pemuda seusia mereka di desa.

Menurut riset Tian Feng dari Chinese Academy of Social Sciences, tingkat penggangguran di antara lulusan perguruan tinggi dari keluarga pedesaan adalah sekira 12 persen. Sedangkan lulusan dengan latar belakang pedesaan adalah 30 persen. Kesenjangan ini kian lebar jika mempertimbangkan pendapatan para lulusan perkotaan ini adalah 20 persen lebih tinggi ketimbang orang seusia mereka di desa.

"Jurang pekerja antara wilayah pedesaan - perkotaan ini merupakan salah satu contoh jelas tentang sulitnya mobilitas sosial. Dampaknya sangat besar dalam keadilan sosial," ujar Tian. (tamat)

(rfa)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini