Share

Lepas Nyamuk Wolbachia, Cara UGM Tangkal DBD

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 26 September 2014 21:07 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 26 373 1044908 VryB6xF2Gv.jpg Foto : Lepas Nyamuk Wolbachia, Cara UGM Tangkal DBD/UGM
A A A

JAKARTA - Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) terbilang sangat tinggi. Untuk menekan angka tersebut, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memiliki cara tersendiri, yakni menggunakan metode Wolbachia.

Bakteri Wolbachia dapat menghambat perkembangan replikasi virus Dengue pada nyamuk Aedes aegypti. Dan UGM melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung Wolbachia di dua padukuhan, yakni Kronggahan dan Nogotirto, Sleman. Masing-masing setiap rumah disebar hingga 8-10 ekor nyamuk.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Selama sembilan bulan pasca pelepasan, populasi nyamuk ber-Wolbachia di dua wilayah penelitian tersebut meningkat hingga 60-80 persen. Peneliti Eliminate Dengeu Project (EDP) UGM Riris Andono Ahmad menyatakan, jumlah tersebut akan terus ditingkatka hingga mencapai 100 persen.

Doni -begitu panggilan akrabnya- itu mengatakan, besar kemungkinan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ini akan diperluas di masa mendatang. Terutama setelah mendapatkan hasil dari penelitian dan pengamatan dari hasil dua padukuhan tersebut.

“Hasilnya, sangat menjanjikan. Meski saat ini masih berlangsung tapi yang dapatkan nyamuk ber-Wolbachia bisa berkembang biak mengikuti fase alamiahnya,” kata Doni, seperti dikutip dari laman UGM, Jumat (26/9/2014).

Pemerhati ilmu kedokteran tropis itu mengungkap, Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada sel tubuh serangga dan ditemukan pada 60 persen spesies serangga seperti ngengat, lalat buah, capung, kumbang, hingga nyamuk. Namun bakteri tersebut tidak ada pada nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penular virus Dengue.

"Kemampuan Wolbachia menghambat menekan replikasi Dengue disebabkan kemampuan bakteri ini dalam berkompetisi dengan virus Dengue merebut makanan di sel tubuh nyamuk. Adanya Wolbachia justru meningkatkan ketahanan tubuh nyamuk dari virus Dengue,” jelasnya.

Peneliti EDP lainnya, yakni Eggi Arguni menambahkan, sangat kecil kemungkinan nyamuk bisa menularkan Wolbachia ke manusia. Pasalnya diameter Wolbachia melebihi bagian mulut nyamuk untuk menghisap darah dan menembus kulit manusia. Apalagi Wolbachia tidak bisa hidup di sel mamalia.

Eggi menyebut, setiap nyamuk yang dilepas di rumah-rumah penduduk sebelumnya telah diskrining agar bebas dari virus Dengue dan Chikungunya. Kekhawatiran dan penolakan kelompok masyarakat sebelumnya bahwa pelepasan nyamuk ber-Wolbachia memperbesar risiko penularan DBD ternyata tidak terbukti.

Selama sembilan bulan pasca pelepasan nyamuk, hanya 9 kasus DBD yang ditemukan. Itupun masih diragukan korban DBD tersebut terkena gigitan di tempat tinggalnya.

“Kemungkinan tertular di tempat yang lain sangat besar. Tapi yang perlu kita tegaskan, tidak ada penularan lokal di kedua wilayah tersebut. Tidak ada indikasi yang kita temukan,” ujar Eggi.

Penelitian bersama yang melibatkan beberapa negara, seperti Australia, Vietnam, Brasil, dan Kolombia itu masih terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jika nantinya terbukti efektif, tidak menutup kemungkinan pemanfaatan nyamuk ber-Wolbachia bisa menjadi alternatif untuk mengatasi penyebaran virus Dengue di Indonesia.

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini