DEPOK - Kalangan akademisi antusias menanggapi wacana pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam pemerintahan kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Kemendikbud akan dipecah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset dan Teknologi.
Salah satu akademisi yang setuju dengan rencana itu adalah Direktur Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Abdillah. Dia malah mendorong agar alokasi APBN sampai 30 persen untuk penelitian dan pengembangan (litbang). Dengan pemisahan tersebut, Abdillah berharap, nantinya dana penelitian mengalir deras.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Terus terang, selama ini sangat minim alokasi pendanaan negara bagi litbang. Padahal, litbang bisa dijadikan tolok ukur perkembangan kemajuan suatu bangsa," ujar Abdillah usai acara wisuda 1.623 orang di Balairung Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, belum lama ini.
Abdillah menjelaskan, wacana itu sebenarnya sudah lama menjadi bagian rumusan Forum Rektor Indonesia (Fori) pada 2012. Pertemuan tersebut dihadiri Jusuf Kalla (JK) di Universitas Sultan Agung, Semarang.
"Saat itu Pak JK kami usung menjadi calon presiden," urai Abdillah, yang juga wakil ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Wacana ditingkatkannya Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) menjadi kementerian, katanya, justru mampu menjawab dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia beralasan, optimalisasi kampus sesuai Tridharma Perguruan Tinggi menjadi harapan kemajuan bangsa negara.
"Lihat saja negara-negara maju, yang sangat fokus dengan litbang. Mereka membiayai dan mengandalkan kemampuan para peneliti untuk berkreasi serta inovasi dalam mengikuti kehidupan yang dinamis," imbuhnya.
(rfa)