Share

Balita Tak Bisa Berpikir Kreatif karena "Punahnya" Lagu Anak-Anak

Nurul Arifin , Okezone · Selasa 23 September 2014 00:09 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 22 340 1042812 bxkICJAHA8.jpg Balita Tak Bisa Berpikir Kreatif karena "Punahnya" Lagu Anak-Anak (ilustrasi)
A A A

SURABAYA - Lagu-lagu untuk anak-anak saat ini memang jarang terdengar. Anak-anak pun dipaksa untuk berpikir dewasa. Padahal di usia anak-anak, lagu menjadi sarana komunikasi dan secara psikologis mempengaruhi daya pikir serta kreasi anak-anak.

Direktur Surabaya Crisis Children Center, Edward Dewaruci, mengatakan, pemerintah harus bertanggung jawab agar lagu-lagu untuk anak tidak benar-benar punah. Ia tidak menampik, jika saat ini lagu-lagu yang bergenre anak-anak sudah jarang didengar lagi.

Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Malahan banyak anak-anak usia 4 tahun hingga 5 tahun sangat fasih menyanyikan lagu-lagu dewasa seperti Oplosan, Galau, hingga Bukak Titik Jos.

"Pemerintah punya kewajiban untuk memberikan informasi yang layak anak, termasuk saat ini lagu-lagu anak yang jarang terdengar. Pemerintah kan bertugas memfasilitasi," kata pria yang akrab  disapa Tetet ini kepada Okezone, Selasa (23/9/2014).

Mantan Komisioner KPU kota Surabaya itu menjelaskan, dulu ada lagu-lagu anak yang merangsang anak untuk berpikir kreatif bahkan dahulu ada siaran yang bernuansa anak-anak seperti boneka Si Komo dan lain-lain sehingga membuat imajinasi anak semakin kreatif.

Nah, kondisi seperti itu saat ini sangat kurang. Anak-anak banyak dicekoki dengan  acara-acara orang dewasa. Mereka, kata Tetet, menjadi dewasa belum waktunya.

"Ibarat buah, banyak anak yang matang belum waktunya seperti buah karbitan. Padahal, usia anak  adalah usai untuk menginstal program-program yang baik agar dalam kehidupan mendatang juga baik," katanya.

Makanya, lanjut Tetet, saat ini banyak anak-anak yang bersentuhan dengan pidana. Tak jarang  mereka juga menjadi pelaku tindak pidana. Kata Tetet, dari tahun ke tahun jumlah tindak  kriminalitas yang melibatkan anak-anak juga meningkat.

"Seharusnya ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk generasi mendatang, karena (anak-anak) matang belum waktunya itu nggak baik," pungkasnya.

(kem)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini