Share

Kisah Menghargai Rivalitas dalam Sepakbola

Randy Wirayudha, Okezone · Sabtu 20 September 2014 16:39 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 20 200 1042047 EAI9k3TPsM.jpg Neymar dikepung pemain APOEL (baju kuning). (Foto: Reuters/Albert Gea)
A A A

SINGAPURA – Bertemu bule asal Inggris, Amerika Serikat atau Australia, sudah jadi hal yang lazim. Yang menarik jika bisa berkenalan dan mengobrol panjang lebar dengan bule asal Siprus, menjadi hal yang langka untuk saya.   

Valentino Lysiotis namanya. Saya bertemu dengan pria berkepala pelontos itu ketika sedang melepas lelah di lobi sebuah Hotel di Singapura, usai mengikuti serangkaian acara yang digelar Singapore Tourism Board, Jumat (19/9/2014) pagi hingga mendekati tengah malam.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Singkat cerita setelah perkenalan, Kami pun larut dalam percakapan soal si kulit bundar. So far, Siprus biasa diwakili oleh klub APOEL Nicosia di Liga Champions. Namun Lysiotis memaparkan bahwa dia sangat benci APOEL.

Setelah ditanya lebih detil, ayah dari tiga anak ini ternyata merupakan fans rival APOEL di Siprus, yakni AEK Larnaka. Meski begitu, Lysiotis setidaknya mengaku bangga dan angkat jempol kepada APOEL yang jarang absen di Liga Champions, meski ujung-ujungnya hanya kandas di babak grup.   

Seperti perlawanan APOEL tengah pekan lalu ketika bertandang ke Camp Nou, markas tim raksasa Barcelona, pada laga pertama Grup F, Lysiotis memuji skuad asuhan Giorgios Dino itu, lantaran mampu bikin repot sebelum akhirnya kalah tipis, 1-0 dari Los Cules.

“Kami rival (dengan APOEL). Tapi penampilan mereka melawan Barca, itu sudah jadi prestasi tersendiri,” tutur Lysiotis kepada Okezone, Jumat (19/9/2014).  

Kembali ke soal persaingan, Lysiotis yang juga mengaku akan mengunjungi Indonesia dalam urusan bisnis di Bandung dan Jakarta itu, menguraikan bagaimana panasnya persaingan APOEL dan AEK Larnaca, hingga sering terjadi perkelahian dan tindakan kekerasan dari kedua suporter fanatik.  

“Ya, dua suporter ini sering terlibat kerusuhan. Tapi lebih mirip di Inggris, kami sebenarnya saling berteman, tapi saat dua tim sudah berhadapan, kami bermusuhan. Saling berkelahi dan pernah sampai terjadi kematian di antara kedua belah pihak fans,” tuntasnya.

(FAP)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini