Share

ICW: Pengganti Karen Harus Bebas dari Kepentingan Politik

Rizka Diputra , Okezone · Kamis 18 September 2014 16:31 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 339 1041075 RnFqTu3FAV.jpg ICW: Pengganti Karen Harus Bebas dari Kepentingan Politik (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Peristiwa antrean pembelian BBM yang mengular di sejumlah daerah beberapa waktu lalu menjadi salah satu bukti sisi pengelolaan dan sistem penyaluran BBM masih bermasalah.

 

Pertamina pun dinilai masih belum terbuka terkait dengan sisi distribusi sekaligus kemungkinan kebocoran pada saat penyaluran BBM.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

 

“Kebutuhan BBM memang sangat banyak, namun juga bisa dilihat dari sisi distribusi selama ini tidak transparan. Belum lagi dengan dugaan kebocoran, nah tidak ada cukup informasi dari Pertamina untuk menjelaskan masalah itu,” ujar Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas, Kamis (18/9/2014).

 

Ihwal siapa pihak yang patut bertanggung jawab dengan masih banyak penyelundupan dan pasokan BBM yang masih bermasalah, Firdaus menilai itu bukan hanya tanggung jawab Direktur Pemasaran dan Niaga Hanung Budya, namun juga secara kelembagaan mulai dari penyediaan BBM, marketing, hingga distribusinya.

 

“Ini lagi-lagi soal transparansi tadi hingga kemudian terjadi penyelundupan BBM ilegal. Harus dilihat juga berapa kerugian negaranya sehingga tentu harus ada penegakan hukum, bisa melalui UU Migas atau juga UU Korupsi. Kebocoran uang negara dari salahnya pengelolaan subsidi itu yang harus dicermati,” tegasnya.

 

Menurutnya, di tengah begitu banyaknya masalah yang ada di Pertamina, ia meminta paska mundurnya Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama (Dirut), maka penggantinya harus steril dari kepentingan politik dan kepentingan ekonomi kelompok tertentu.

 

“Baik dia dari dalam maupun dari luar akan berbahaya jika mewakili kepentingan politik tertentu. Pertamina bukan cuma sebagai korporasi, ia punya tugas PSO sehingga para direksinya harus punya integritas, itu sarat penting petingginya,” tandasnya.

 

Sekadar diketahui, Hanung Budya santer disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina. Hanung sendiri sebelumnya juga pernah menjadi Dirut Petral, anak usaha Pertamina yang disinyalir sangat rentan dengan praktik mafia migas.

(sus)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini