Share

Sinyalemen Jokowi Akomodir Kelompok Bisnis Menguat

Mohammad Saifulloh , Okezone · Kamis 18 September 2014 14:29 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 339 1040981 XuuSATEaia.jpg Jokowi
A A A

JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo sudah mengumumkan postur kabinet terdiri dari 34 kementerian. 18 pos di antaranya bakal diperuntukkan bagi kalangan profesional dan sisanya untuk kader partai.

Peneliti Global Future Institute (GFI) Agus Setiawan menilai keputusan tersebut justru semakin memperkuat sinyalemen yang berkembang bahwa klasifikasi 18 profesional dan 16 kader partai, hanya untuk mengakomodasi kelompok kepentingan bisnis yang punya jejaring kedekatan hubungan dengan beberapa korporasi asing.  

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

“Seperti British Petroleum, Shell, Husky, ConocoPhilips, ExxonMobil, maupun China National Offshore Oil Corporation,” ujarnya di Jakarta, Kamis (18/9/2014).

 

Secara lebih spesifik, dalam analisa Agus, Darwin Silalahi mencuat namanya sebagai salah seorang calon kuat untuk duduk sebagai Menteri ESDM atau jika gagal di ESDM, kursi Direktur Utama Pertamina akan diplot untuk Darwin. Situasi ini tak lepas dari kedekatan dia dengan Luhut Panjaitan, Tanri Abeng hingga jaringan Halim Kalla.

 

Menurut Agus, Darwin punya beberapa catatan yang menunjukkan reputasinya sebagai bagian integral dari kepentingan strategis beberapa korporasi minyak asal Belanda, Britania Raya bahkan kongsi konsultan Amerika Serikat seperti Royal Dutch Shell, British Petroleum dan Booz Allen Hamilton.

 

Fakta pertama, beber Agus, pada 1998-2000, Darwin menjabat Deputi Energi, Transportasi dan Telekomunikasi Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negera. Saat itu, Menteri BUMN dijabat Tanri Abeng.

 

Fakta kedua yang tak kalah penting, tentu saja jabatannya sebagai sebagai bagian integral Booz Allen Hamilton, konsultan strategis asal Amerika.

 

“Dan fakta ketiga yang terpenting adalah jabatannya yang dia pegang hingga kini, sebagai Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Tak bisa dipungkiri, jaringan ini sudah terbukti moncer, ketika Shell dengan nahkoda Darwin Silalahi menyapu bersih proyek pengadaan BBM Solar untuk dua PLTGU milik PLN pada April 2008, senilai Rp18,4 triliun, menggantikan Pertamina sebagai pemasok utama BBM kepada PLN,” tutupnya.

(ful)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini