Share

Jika Jokowi Salah Pilih Kabinet, IHSG Anjlok

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Kamis 18 September 2014 13:02 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 18 278 1040921 I7NGB9oa1O.jpg Jika Jokowi Salah Pilih Kabinet, IHSG Anjlok. (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA – Saat ini presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) masih belum menentukan kabinet untuk pemerintahan mendatang. Namun, diperkirakan kabinet Jokowi-JK akan banyak diisi oleh kalangan profesional.

Menanggapi hal tersebut, Head of Indonesian Research Citi Group Ferry Wong mengatakan, jika formasi kabinet Jokowi-JK tidak sesuai ekspektasi pasar akan menggangu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurutnya, IHSG diperkirakan akan berada di bawah level 4.000. Pasalnya, kabinet di pemerintahan saat ini sudah bagus hanya ada beberapa menteri yang seharusnya bukan berasal dari partai politik.

"Formasi kabinet enggak bagus, tappering lebih cepet dari ekspektasi. Impact ke market, economic growth bisa di bawah lima persen. Kalau indeks, kalau kabinet enggak bagus, koalisi juga susah saya lihat market akan valuation going the mean, ke low 4.000," ucap Ferry saat acara Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2014 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (18/9/2014),

Ferry menjelaskan, saat ini beberapa menteri yang harus dari kalangan profesional seperti Menteri ESDM, Menteri Keuangan, dan Menteri Transportasi. "Pasalnya, jika infrastruktur bagus maka investasi akan meningkat," sebutnya.

Menurutnya, guna memperbaiki  defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan, pemerintah terlambat menyadari untuk menaikkan harga BBM yang harusnya dilakukan pada Maret 2012. Meskipun Rupiah melemah dan ada kenaikan harga BBM, maka dinilai tidak akan berpengaruh pada current acount defisit (CAD).

"Jadi, tetap akan menjadi isu karena masih banyak ke impor, dan ekspor harus ke manufacturing supaya enggak fokus ke komoditi," tegasnya.

Mengenai pertumbuhan ekonomi ke depannya, Ferry memprediksi dari 5,1 jadi 5,2 persen dan private konsumsi sebesar 57 persen untuk GDP. Walaupun ada sedikit improvement, tidak terlalu signifikan.

"Jadi akan impact. Tapi, goverment consumsion akan lebih besar. Jadi ke 5,2 persen. Of fully kalau kenaikan BBM akan lebih baik," paparnya.

Selain itu, untuk meperbaiki ekonomi harus didorong komoditi ekspor. Sebab, ekspor coal dan CPO saat ini sedang menurun.

"Ekonomi growth kita juga turun. Jadi, infrastruktur bagus. Investor akan masuk ke more value added product. Jadi, kita harus mulai masuk ke manufaktur. Harus diperbaiki yang structural not syclical. Infrastruktur airport, seaport, jalan raya harus diperbaiki," pungkasnya.

(wdi)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini