Share

Deretan Pejabat Tinggi yang Bohong Soal Gelar

Margaret Puspitarini , Okezone · Rabu 17 September 2014 20:08 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 17 373 1040395 b9kKWhfJh8.jpg Foto : Deretan Pejabat Tinggi yang Bohong Soal Gelar (Berbagai sumber)
A A A

WASHINGTON - Tidak bisa dipungkiri jika catatan akademis bisa membantu peningkatan karier seseorang di perusahaan. Namun, catatan akademis ternyata juga bisa menjadi penyebab seorang petinggi terdepak dari jabatan mereka.

Tidak percaya? Para pemegang jabatan tinggi di beberapa perusahaan, seperti Yahoo!, Microsoft, maupun pejabat Keamanan Dalam Negeri AS mengundurkan diri dari jabatan karena catatan akademis mereka palsu. Berikut beberapa nama tersebut yang dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (17/9/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

1. David Tovar

Kasus teranyar menimpa Wakil Presiden Komunikasi Wal-Mart Stores (WMT), David Tovar. Dalam biografi berusia dua dekade itu, Tovar mengaku meraih gelar sarjana seni dari University of Delaware pada 1996. Namun, ketika pihak Wal-Mart melakukan konfirmasi terhadap University of Delaware untuk kepentingan promosi jabatan Tobar, mereka justru menemukan kebohongan. Pihak kampus menyatakan, Tovar tidak pernah menyelesaikan pendidikan sarjananya. Atas kejadian tersebut, Tovar mengundurkan diri dari tempat kerjanya selama delapan tahun itu.

2. Scott Thompson

Eksekutif lainnya telah mengalami kemunduran karier setelah berbohong tentang kemampuan akademis mereka ialah Scott Thompson. Pada 2012, Yahoo! Inc Chief Executive Officer itu mengundurkan diri mengklaim memiliki gelar sarjana ilmu komputer dari Stonehill College, Amerika Serikat. Padahal, dia hanya memiliki bergelar sarjana akunting.

3. David Edmondson

Pada 2006, sebuah perusahaan retail elektronik di Amerika Serikat, RadioShcak Corp menggulingkan CEO mereka David Edmondson setelah menemukan dia tidak pernah meraih gelar sarjana Teologi dan Psikologi dari Pacific Coast Baptist Bible College. Edmondson hanya bersekolah selama dua semester di kampus tersebut. Bahkan kampus tersebut tidak menawarkan jurusan Psikologi.

4. James Peterson

Berbeda dengan tiga orang tadi, CEO Perusahaan Pembuat Chip, yakni Microsemi Corp, James Peterson bisa mempertahakan pekerjaannya di perusahaan tersebut setelah kedapatan berbohong mengenai gelar sarjana dan master dari Brigham Young University. Namun, Peterson harus membayar denda sebesar USD100 ribu atau sekira Rp1,2 miliar (Rp11.945 per USD) dan rela tidak mendapat bonus.

5. Tang Jun

Presiden Microsoft China itu mengundurkan diri dari jabatannya setelah gelar PhD dari California Institute of Technology (Caltech) ternyata tidak benar. Kemudian dia mengaku jika gelar tersebut diperolehnya dari Pacific Western University. Kampus tersebut diketahui sebagai salah satu "pabrik ijazah" yang tidak diakui oleh Kementerian Pendidikan China.

6. Laura Callahan

Kebohongan dalam catatan akademis ternyata juga terjadi di badan pemerintah AS sekelas Kementerian Keamanan Dalam Negeri. Pada 2004, Wakil Kepala Laura Callahan berhenti dari pekerjaan ketika gelar PhD yang diraihnya ternyata berasal "pabrik ijazah."

(mrg)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini