JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, membantah tudingan soal meminta jatah kursi pimpinan DPR kepada Ketua Umum Suryadharma Ali (SDA).
Hal itu diduga menjadi pemicu pria yang akrab disapa Romy dan kroninya melakukan pemecatan kepada SDA.
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Terus menerusnya pengalihan isu atas persoalan inkonstitusionalitas tindakan-tindakan SDA, betul-betul menunjukkan mereka bertindak tanpa landasan AD/ART. Bagi saya, itu isu lama yang mereka terus tiupkan untuk mengalihkan persoalan," katanya saat dihubungi, Rabu (17/9/2014).
Bahkan, Romy menantang SDA untuk membuktikan adanya pesan singkat yang berisi permintaannya untuk menjadi pimpinan DPR, agar publik bisa mengetahui kebenarannya. Sehingga, tidak perlu ada spekulasi yang berkembang di publik.
"Kalau memang SMS itu benar, ditunjukkan saja. Kan sekarang teknologi sudah canggih, pasti operator menyimpan memori SMS itu," tantangnya.
Seperti diketahui, Wasekjen PPP Syaifullah Tamliha menuding pemicu konflik saling pecat di internal PPP bermula dari pesan singkat Romi kepada SDA yang berisi permintaan agar dirinya didorong menjadi pimpinan DPR.
Lantaran permintaan itu tidak dipenuhi SDA, alhasil Romi dan kroninya melakukan pemecatan terhadap SDA dengan dalih telah berstatus tersangka kasus dugaan korupsi.(fid)
(ahm)