JAKARTA - Hasil penelitian menunjukan bahwa satu dari empat penyalahguna narkoba pernah mengalami kecelakaan. Hal ini karena pengaruh zat yang membuat pecandu mengalami efek disorientasi ruang dan waktu.
"Jalan yang sebenarnya lurus di anggapan belokan. Inilah yang membuat kecelakaan sering sekali terjadi," ungkap Kasubdit Heroin, Direktorat Narkotika Alami Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Slamet Pribadi saat Focus Group Disscusion (FGD), di Pamulang, Tangerang, Banten, Rabu (17/9/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dia pun mencontohkan, beberapa kasus seperti kecelakaan maut yang melibatkan Afriani Susanti di Tugu Tani dan Novi Amalia. "Kecelakaan itu diakibatkan pengendaranya di bawah kendali narkotika. Ini sangat berbahaya. Orang-orang tidak bersalah sering kali menjadi korban dari tindakan ceroboh ini jelasnya.
Menurut Slamet, peredaran gelap narkotika di masyarakat dilakukan dengan pola underground. "Jika anak-anak kita mempunyai kebiasaan yang mencurigakan, maka orangtua harus segera mengambil tindakan periksa kamar ataupun tasnya," sambungnya.
Slamet menegaskan, seseorang yang sudah candu terhadap narkoba akan membuat kejahatan susulan. Di dalam neuro linguistik programer bekas pecandu apabila melihat tulisan narkoba berwarna merah besar tak akan membuat mereka takut, tetapi justru semakin menginginkannya.
Dia pun mengajak, peserta diskusi yang umumnya orangtua membuat rule model yang baik bagi anak-anaknya. "Kita harus mewariskan sesuatu yang baik bagi keturunan setelah kita. Kenakalan anak adalah miniatur kenakalan orangtua," pungkas Slamet.(fid)
(ahm)
