JAKARTA - Pemerintahan baru Jokowi-JK dikabarkan akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada November mendatang. Kenaikan akan berkisar Rp1.000 dengan demikian BBM akan dijual Rp7.500.
Head Of Public Affairs Carrefour Indonesia, Satria Hamid, mengatakan dirinya sangat menyayangkan bila hal tersebut dilakukan, mengingat masyarakat baru saja menerima kenaikan harga Elpiji 12 kg yang dirasa sudah cukup memberatkan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
"Ya sangat disayangkan, saya sih inginnya itu dipikirkan ulang ya, karena kita mengingat ini menyangkut kepentingan orang banyak," ujarnya saat dihubungi Okezone di Jakarta.
Dia mengatakan, bila memang pemerintah berencana menaikan harga BBM, maka harus disertai dengan solusi konkret yang dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
"kalau memang dinaikan apa jalan keluarnya bagi masyarakat yang dikorbankan, kan ini harus jelas. Dan ini kalau bisa ya kenaikannya sekali saja. karena kan kita rasakan ini naik terus, kalau naik ya sekali, jelaskan ke masyarakat dan jelas uang subsidi tersebut dialihkan kemana," jelasnya.
"Ini kan katanya demi menyelamatkan APBN, ya harus jelas uangnya kemana, ada transparansi, dan subsidi seperti BLT nantinya bisa tepat sasaran, karena sering kita lihat itu tidak tepat sasaran. Jadi dananya bisa dipertanggung jawabkan," tutupnya.
(mrt)