JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan pembatasan kuotanya tidak memiliki hubungan dan bukan suatu masalah yang dapat disatukan.
"Ini hubungan kenaikan harga BBM dengan volume gak ada urusan loh. Jadi walaupun kamu naikin harga BBM terus kemudian tetap volumenya terlampaui ya gak bisa ditambah," ujar Menteri keuangan, Chatib Basri saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Baca Juga: instalasi-interactivity-gaungkan-keselarasan-dalam-pameran-arch-id-2024
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dirinya mengatakan masyarakat harus bisa membedakan antara kelangkaan BBM dengan kenaikan harga BBM itu menjadi dua hal yang terpisah. Lagi pula menurutnya BBM bersubsidi merupakan barang yang bersifat inelastis.
"Susah itu namanya barangnya inelastis, jadi misalnya sekarang harga beras naik lalu masyarakat kan tidak mungkin berhenti makan nasi kan? Nah itu yang saya bilang bersifat inelastis. Apapun yang terjadi konsumen tetap membutuhkan itu," jelasnya.
Dirinya juga menambahkan dalam jangka waktu pendek, perubahannya kuota belum akan terjadi, namun hal ini akan terus dikaji oleh pihaknya bila kedepannya terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu kuotanya terlampaui.
"Ketika sudah terlampaui, ketika nyampe angka 4,6 (juta kl) itu ya dia maju ke DPR kemudian apakah disetujui penambahan atau tidak, saya enggak tau itu musti dipelajari soal aspek hukumnya tetapi jelas UU RAPBN-P itu menyatakan tidak boleh dari 4,6 (juta kl) kalau lebih dari 4,6 (juta kl) melanggar UU," tutupnya.
(rzy)
