Share

Sembilan Mitos Populer soal Seks

Restika Ayu Prasasty, Okezone · Senin 01 September 2014 22:08 WIB
https: img.okezone.com content 2014 09 01 24 1032596 8je6seyuwi.jpg Mitos tentang seks (Foto: Ramuanboyke)
A A A

ADA begitu banyak mitos seks yang sulit untuk diketahui fakta-faktanya. Dari ukuran Mr P, G-spot, hingga makanan afrodisiak,  sulit untuk memisahkan apa yang benar dan apa yang benar-benar hanya mitos belaka.

Untungnya, dokter Rachel C. Vreeman, M.D. dan Aaron E. Carroll, M.D. memecahkan mitos seks dengan menyediakan studi ilmiah terbaru untuk memisahkan legenda urban dari fakta biologis tentang seks, seperti dilansir Women'shealthmag.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Mitos: Wanita benar-benar peduli tentang ukuran Mr P

Tentu, beberapa wanita mungkin peduli, tapi tidak secara keseluruhan. "Ada penelitian yang cukup baik menunjukkan bahwa ukuran Mr P penting bagi lebih banyak laki-laki daripada perempuan," kata Vreeman. Dalam sebuah survei terhadap 50.000 orang heteroseksual, "85 persen wanita benar-benar mengatakan bahwa mereka puas dengan ukuran (Mr  P) pasangannya," jelas Vreeman, sementara hanya 55 persen pria yang puas dengan ukuran Mr P mereka.

Mitos: Cokelat dan tiram merangsang nafsu seks

Belum tentu, kata Vreeman. "Tidak ada bukti bahwa makanan ini memiliki dampak yang jelas pada hasrat seksual atau suasana hati." Pikiran adalah hal yang sangat kuat dalam urusan seks, jadi jika ada makanan yang mengingatkan Anda pada bagian tubuh tertentu atau terhubung pada mitos budaya tentang seksualitas, makanan itu dapat dengan mudah merangsang hasrat seksual.

Mitos: Perempuan stimulasi klitoral untuk klimaks

Sebenarnya, wanita bisa mengalami orgasme dengan puluhan cara yang berbeda. Dari merangsang payudara dan puting hingga penetrasi vagina atau anus, ada berbagai macam jalan menuju "garis finish".

Mitos: Hanya pria yang mimpi basah

Mimpi basah hanya klimaks dalam tidur Anda dan cenderung diasosiasikan dengan laki-laki (anak laki-laki remaja, khususnya). Namun, dalam studi tahun 1986, peneliti mengevaluasi 245 wanita di sebuah universitas Midwestern dan menemukan bahwa 37 persen dari mereka pernah mengalami mimpi basah, dan 30 persen dari mereka mimpi basah dalam satu tahun terakhir.

Mitos: Seks membantu menurunkan berat badan

Seks memang membakar kalori, namun hanya membakar sekitar 85-150 kalori selama 35 menit bercinta. Secara teoritis, Anda perlu membakar sekitar 3.500 kalori untuk menghilangkan satu pon berat badan, jadinya Anda harus berhubungan seks sekitar 35 kali untuk menghilangkan satu pon. Dan sayangnya, kebanyakan orang tidak bisa bertahan selama itu.

Mitos: Tidak sehat menelan sperma

Beberapa orang berpikir sperma tinggi kalori, sementara yang lain mengatakan sperma tidak sehat. Keduanya salah, ujar Vreeman dan Carroll. Mulut manusia dipenuhi oleh lebih banyak bakteri daripada sperma. Bahkan, sebagian besar sperma steril, kecuali yang diproduksi oleh orang dengan infeksi menular seksual (IMS).

Mitos: Puncak seksual lelaki pada masa akhir remaja, perempuan pada akhir usia 20-an

Salah. Secara ilmiah, tidak ada yang namanya puncak seksual. "Perempuan punya ide bahwa lelaki berada di puncak lebih dahulu, perempuan belakangan. Tapi bagaimana kita mendefinisikan puncak hormonal ini? Kapan Anda paling banyak berhubungan seks atau orgasme?" ujar Vreeman. Ada begitu banyak faktor yang tidak mungkin untuk dijabarkan jika laki-laki atau perempuan akan mengalami puncak seksual pada satu usia. "Hasrat seksual adalah proses yang berfluktuasi dan berhubungan dengan lebih banyak faktor dari (sekedar) usia," lanjut Vreeman.

Mitos: Setiap perempuan ini memiliki G-spot

Tapi ternyata peneliti masih belum sepenuhnya yakin jika G-spot ada atau jika semua wanita memilikinya. "Tidak ada ilmu yang membuktikan atau menyangkal hal itu," kata Vreeman. "Tidak ada tempat fisik yang dapat kita lihat pada scan, tetapi sering ada tempat di mana saraf dan aliran darah datang bersama-sama yang kita tidak dapat lihat." Namun peneliti lain bersikeras bahwa G-spot ada. Intinya: "Jika seorang wanita tidak memiliki G-spot, jangan terpaku harus pada menemukannya. Fokuslah pada mengalami seks dengan cara yang menyenangkan bagi Anda," jelas Vreeman.

Mitos: Seks oral lebih aman daripada seks vaginal

Hanya untuk mencegahan kehamilan, sayangnya. Sementara IMS dapat tertular melalui hubungan seks vaginal dan seks oral. Herpes, gonore, dan klamidia semua dapat menyebar melalui seks oral (sedangkan HPV dan HIV melalui seks vaginal).

 

(jjs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini