MEDAN - Andri Wiranata (17), siswa di salah satu sekolah swasta di Medan babak belur dan mendapat hingga 20 jahitan akibat pemukulan yang dilakukan 10 orang seniornya.
Ibu Andri menceritakan, pemukulan terjadi akibat ulah seniornya yang tidak terima kalah dari Andri dan tim basketnya. Senior kelasnya kemudian mengancam akan menganiaya Andri sepulang sekolah. Namun Andri berhasil lolos dari kepungan seniornya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dia melanjutkan, keesokan harinya, sekira pukul 14.00 WIB Andri yang pulang sekolah langsung dihadang 10 orang seniornya di depan gerbang. Saat itulah seniornya menghajar Andri, mereka juga lemparinya dengan batu bata. Andri yang tidak kuasa menerima pukulan itu hanya bisa pasrah dan tidak melawan.
Beruntung seorang tukang becak yang melihat kejadian itu langsung menolong Andri dan membawanya ke Rumah Sakit Martondi di Jalan Letda Sujono. Andri yang mendapat luka cukup parah, harus dijahit hingga 20 jahitan.
"Tolong pak, tangkap orang yang meyiksa anakku. Mereka itu siswa kelas 3 di sekolah itu, mereka juga terkenal preman,"ucap Ibunda Andri dengan histeris saat membuat laporan di Polsek Percut Sei Tuan, Selasa (19/8/2014).
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald mengatakan tadi siang korban dan tersangka didampingi oleh orangtua masing-masing datang ke Polsek, mereka sudah didamaikan Kepala sekolah Prayatna di sekolahnya. "Korban bernama Andri Wiranata, dan pelaku Rifai Cs sudah berdamai, surat perdamaian sudah diserahkan ke penyidik," ujar Ronald.
(ful)