Share

71 Persen Kecelakaan saat Mudik Disumbang Pemotor

Arief Aszhari, Okezone · Senin 21 Juli 2014 11:58 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 21 53 1015649 gEJjDGWkSb.jpg F: Ilustrasi kecelakaan sepeda motor (Okezone)

JAKARTA- Tradisi mudik untuk merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman, sepertinya tidak bisa ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang tinggal di kota besar. Namun, saat melakukan mudik terlebih menggunakan kendaraan pribadi perlu diperhatikan keamanan dan keselamatan selama perjalanan.

Kasus kecelakaan dan fatalitas pesepeda motor masih cukup tinggi selama mudik Lebaran tahun lalu. Data Korlantas Mabes Polri menyebutkan, saat arus mudik 2014, yakni H-7, H1, H2, dan H+7 atau 16 hari, keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan mencapai 71 persen. Angka itu setara dengan 163 kasus per hari, sedangkan korban tewas dari pesepeda motor mencapai sekitar 21 jiwa per hari.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

"Kami mengajak pemudik lebih waspada. Ada lima aspek utama dalam mengatasi permasalahan mudik seperti keamanan, keselamatan, keterjangkauan, dan kultural. Dua aspek di antaranya, yakni keamanan dan keselamatan merupakan faktor vital yang wajib diwaspadai ketika mudik," ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, di sela diskusi Mudik Selamat, Meredam Petaka Jalan Raya yang digelar Independent Bikers Club (IBC) di Jakarta.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi), Gunadi Sindhuwinata, mengatakan, sepeda motor menjadi transportasi mudik yang mudah dan murah. Selain itu, kendaraan roda dua dapat digunakan sebagai sarana transportasi saat di kampung. "sebagian masyarakat juga menjadikan motor sebagai hadiah bagi keluarga di kampung," tambah Gunadi.

Lanjutnya, mudik dengan motor tidak perlu dihambat. Namun, diperlukan sarana angkutan nonmotor yang cukup. Jika hal itu terpenuhi, masyarakat akan lebih memilih transportasi massal yang murah dan nyaman. Saat ini, dia mengatakan, pemudik terpaksa menggunakan motor lantaran sarana transportasi massal tidak mencukupi. Dia mengakui, angka kecelakaan yang melibatkan motor masih tinggi.

Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti tidak memiliki SIM, mengemudi tanpa helm, modifikasi lampu, dan cara berkendara yang ugal-ugalan. Kondisi infrastruktur yang tidak memadai juga menjadi salah satu pemicunya. Dia mencatat, panjang jalan hanya 447 ribu km, maih jauh di bawah negara tetangga.

Sementara itu, dari sisi produsen sepeda motor seperti yang dilakukan Astra Honda Motor (AHM), sebagai agen pemegang merek Honda secara konsisten berusaha memberikan fasilitas mudik yang aman dan nyaman. Bahkan tahun ini, pabrikan berlambang sayap tunggal ini memberangkatkan 1.200 sepeda motor Honda, dan 2.400 pemudik dengan kota tujuan Semarang dan Yogyakarta. Untuk arus balik melalui rute Yogyakarta-Jakarta.

Sementara itu, bagi Edo Rusyanto, saat Lebaran yang perlu dicermati tidak hanya arus mudik, tapi arus balik, yakni ketika perjalanan kembali ke kota asal. "Maklum, sekitar 44 persen kecelakaan Lebaran terjadi pada periode arus balik, itu yang terbesar. Selama arus mudik menyumbang 42 persen," ujarnya.

Sedangkan untuk menekan fatalitas kecelakaan, sinergi antara para pemangku kepentingan keselamatan jalan selama mudik Lebaran, mesti terus dipertahankan sepanjang tahun. Dia mengingatkan bahwa saat periode mudik fatalitas turun 31 persen jika dibandingkan periode sepanjang tahun. "Selama mudik, tiap hari rata-rata 50 jiwa tewas, sedangkan sepanjang tahun, yakni dari Januari-Desember 2013, tiap hari rata-rata 70-an jiwa tewas akibat kecelakaan," pungkas Edo.

(ian)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini