Share

Indonesia Harus Tampil Pimpin Mediasi Palestina-Israel

Rachmad Faisal Harahap , Okezone · Senin 21 Juli 2014 12:18 WIB
https: img.okezone.com content 2014 07 21 373 1015664 xonu4zzEPJ.jpg Indonesia Harus Tampil Pimpin Mediasi Palestina-Israel (Foto: UGM)
A A A

JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ingin tetap menjadi bagian penting dalam mendorong terwujudnya kemerdekaan Palestina. Untuk itu, UGM mendesak pemerintah ikut memperjuangkan perdamaian antara Palestina dan Israel dengan mendesak PBB untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Hal tersebut merupakan salah satu isi tuntutan dari deklarasi civitas akademika UGM terkait konflik Palestina-Israel yang dilakukan di Bundaran UGM. Deklarasi tersebut dihadiri langsung oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc, jajaran pimpinan UGM, dosen, karyawan dan mahasiswa UGM.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Selain mendesak pemerintah ikut memperjuangkan perdamaian antara Palestina dan Israel, pemerintah juga harus segera memberikan bantuan fisik dan nonfisik kepada warga Palestina yang telah menjadi korban.

Pratikno mengatakan dalam orasinya, sejak awal UGM telah membuktikan jati dirinya sebagai kampus kerakyatan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM). Begitu pun juga dengan pemerintah Indonesia dalam presiden terpilih, nantinya harus menunjukkan sikap yang tegas dalam upaya penyelamatan HAM rakyat Palestina.

"Indonesia harus tampil menjadi pemimpin ketika melakukan mediasi Palestina-Israel. Dalam sejarahnya pun kita pernah memimpin dalam Konferensi Asia Afrika (KAA)," ujar Pratikno seperti dilansir dari laman UGM, Senin (21/7/2014).

UGM juga mendorong dan mendukung diplomasi Indonesia dengan negara-negara di kawasan regional ASEAN untuk bersama-sama memperjuangkan perdamaian antara Palestina dan Israel. Kepada seluruh negara maju dan negara berkembang yang tergabung dalam organisasi internasional, yakni PBB dan sebagainya, untuk mendesak kepada Israel mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Palestina, serta mengakhiri penyerangan terhadap warga sipil di sana.

"Kita harus punya sensitifitas terhadap pelanggaran HAM dan kemanusiaan. Jangan hanya tinggal diam," tegasnya.

Setelah membacakan beberapa tuntutan, Pratikno dan para peserta lainnya menandatangani spanduk deklarasi dukungan perdamaian Palestina dan Israel.

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini