JAKARTA - Kenaikan jumlah penduduk miskin yang mencapai 110 ribu orang adalah dampak dari pertumbuhan ekonomi yang tidak tinggi. Hal tersebut diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung.
"Ini adalah sebuah keniscayaan, kalau pertumbuhan ekonomi tidak tinggi dan kualitasnya tidak masuk pada sektor yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin, ya memang begini hasilnya," paparnya saat ditemui di kantor Kementerian kooriator bidang perekonomian, selasa (1/7/2014).
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Pihaknya mengatakan, peningkatan pertumbuhan ekonomi sedang dimaksimalkan supaya tinggi dan inklusif. Kesulitan yang dihadapi adalah karena masalah kemiskinan ini sudah sampai ke akarnya, jadi sulit untuk dihilangkan.
"Kalau istilahnya makan nasi itu sudah sampai kerak-keraknya nih, jadi ngorek yg paling bawah itu lebih sulit dari pada yang di atas. Kalau turunkan waktu in the beginning itu mudah sekali. Jadi betul-betul harus langkah yang extra ordinary yang harus kita lakukan," ungkapnya.
Filosofisnya, lanjutnya, pembangunan harus berpihak, jadi yang pertumbuhan itu ekonominya harus tinggi, tanpa pertumbuhan ekonomi yg tinggi maka tidak akan ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan. "Jika tidak ada penyerapan tenaga kerja yang signifikan maka tidak ada penurunan kemiskinan yang signifikan," terangnya.
Selain itu, yang harus diperhatikan adalah kualitas keberpihakan anggaran-anggaran pemerintah harus lebih di upayakan untuk mendorong supaya kemiskinan itu lebih cepat bisa terentaskan. "Jadi memang harus inklusif proses pembangunannya secara keseluruhan," tukasnya.
(rzy)