SURABAYA - Para produsen mobil terus mengembangkan mesin berteknologi tinggi demi memperoleh konsumsi bahan bakar yang hemat dan lebih ramah lingkungan dengan kadar emisi yang rendah. Kendaraan dengan jenis mesin seperti inipun telah dipasarkan oleh sejumlah pabrikan salah satunya adalah Mazda dengan produknya Mazda6.
Di Indonesia sendiri, Mazda6 diniagakan PT Mazda Motor Indonesia dengan pilihan mesin bensin. Padahal pabrikan asal Jepang itu memiliki varian lain seperti mesin diesel. Lalu kenapa model ini tidak masuk dalam rencana MMI di pasar nasional?
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
President Director PT Mazda Motor Indonesia (MMI) Keizo Okue, mengatakan, kualitas solar di Indonesia yang tidak sesuai dengan spesifikasi Mazda6 diesel menjadi alasan utama model ini tidak dipasarkan. Padahal mesin diesel Mazda6 diklaim lebih irit ketimbang mesin bensin.
"Alasan utama kenapa kami tidak hadirkan Mazda6 adalah soal bahan bakar (yang tidak sesuai)," papar Okue di sela-sela acara Mazda Liventure Journey di Surabaya, Jawa Timur.
Lebih lanjut Okue mengatakan teknologiĀ SKYACTIV-D yang diadopsi Mazda6 bisa saja "menenggak" solar nonsubsidi, namun akan mempengaruhi kinerja mesin. Sayangnya, penyebaran jenis bahan bakar ini belum maksimal di stasiun pengisian bahan bakar umum di berbagai kota di Tanah Air.
"Kandungan di dalam solar (subsidi) ada yang tidak bisa menyatu dengan teknologi SKYACTIV-D kalau seperti Pertadex (solar nonsubsidi) bisa tapi akan mempengaruhi kenyamanan konsumen," tutup pria asal Jepang itu.
(ian)