Share

"Tak Masalah Impor Smartphone, yang Penting E-Commerce Jalan"

Dani Jumadil Akhir , Okezone · Jum'at 30 Mei 2014 15:49 WIB
https: img.okezone.com content 2014 05 30 320 991904 BGTiFNdzRf.jpg Ilustrasi (Foto:Okezone)
A A A

JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengakui rencana pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk produk ponsel pintar atau smartphone sekira 20 persen memang belum membuat investasi di Indonesia bergairah. Sebut saja, Samsung lebih memilih bangun pabrik produksinya di Vietnam ketimbang Indonesia.

"Samsung itu sudah memilih Vietnam dariĀ  Indonesia untuk masalah itu, apakah pengenaan barang mewah 20 persen itu bisa mendatangkan investasi? sejauh ini yang kita hitung ternyata pajak barang mewah belum bisa mendorong investasi karena yang di dalam negeri bayar juga, yang dari luar negeri bayar juga," ucap Lutfi di kantornya, Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Terlepas dengan itu, Lutfi berkeinginan agar masyarakat tumbuh menggunakan teknologi smartphone sehingga tidak akan tertinggal, walaupun industri dalam negerinya belum menunjukkan kinerja yang signifikan.

"Yang penting ini apa, industrinya atau orangnya yang pakai? Kalau Kementerian Perindustrian bilang industrinya yang penting, saya ini enggak sabar karena kita mau mendorong e-commerce, e-commerce itu bisa jalan kalau ada smartphone, bisa lihat Facebook (FB), bisa dagang, bisa jualan bisa beli, sekarang ini kalau nungguin sampai industri smartphone jalan, tidak jalan-jalan," tegas dia.

Lutfi menambahkan, saat ini yang dipikirkan adalah mencari terobosan supaya orang Indonesia bisa pakai teknologi 3G dan LTE ini pada kesempatan pertama walaupun melakukan impor.

"Sekarang ini masalahnya kita mesti duluan yang mana, karena kalau dengan LTE itu kita tidak bisa ngasih penciptaan nilai tambahnya, sekarang saya bilang lebih penting orang pakai teleponnya daripada industrinya duluan," tegas dia.

Menurut dia, hal ini bukan terjadi beda kepentingan dengan pihak Kemenperin, melainkan beda acuan.

"Kalau pak Hidayat bagaimana supaya industrinya tumbuh, kalau saya cepetnya penggunanya, karena kalau tidak kita aturĀ  ini nelayan, petani kita mereka tidak bisa mendapatkan harga yang pantas untuk itu. sekarang lagi bekerja sama plasa perindustrian dan Infokom, bagaimana caranya orang indonesia hijrah dari 2G dan 2,5 G ke 3G," pungkasnya.

(rzk)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini