Share

Mobil Murah Turun Akibat Pemerintah Ambigu

Akbar Dongoran, Okezone · Jum'at 18 April 2014 12:43 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 18 52 972271 rkwUPRnvef.jpg F: Honda Brio Satya (Okezone)

MEDAN – Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan kendaraan roda empat pada Maret secara nasional tercatat sebesar 113.079 unit.
 

Bila dihitung secara tahunan, penjualan tersebut megalami peningkatan penjualan 18 persen dibandingkan Maret 2013, dan meningkat satu persen bila dibandingkan dengan Februari 2014.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dari sisi segmentasi, pasar masih didominasi oleh kendaraan keluarga seperti jenis kendaraan LMPV (Low Multi Purpose Vehicle). Penantang barunya datang dari pabrikan honda yang menghadirkan Honda Mobilio.

 

Kondisi berbalik justru dialami oleh mobil berjenis LCGC (low cost green car). Dimana penjualan mobil hijau tersebut mengalami penurunan 32 persen secara bulanan pada Maret lalu. Honda Brio Satya bahkan mengalami penurunan yang paling besar sekitar 79 persen. Dan secara kumulatif di kuartal pertama tahun 2014 pejualan kendaraan roda empat naik 11 persen menjadi 328.356 unit. Dengan pangsa terbesar masih dipimpin Toyota, Daihatsu, Suzuki dan Honda.

 

Pengamat Ekonomi Gunawan Bendjamin mengatakan, turun sangat signifikannya penjualan LGCC ini, didorong oleh sikap pemerintah yang ambigu. Khususnya terkait arah kebijakan konsumsi BBM atas kategori mobil tersebut.

 

“Sejauh ini perdebatan yang muncul mengarah agar pengguna mobil LCGC dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi BBM bersubsidi. Hal ini yang menjadi pemicu memburuknya penjualan mobil LCGC tersebut. Karena sangat sensitif terhadap asumsi APBN terhadap besaran BBM bersubsidi. Sementara disisi lain, rencana awal LGCC ini, untuk mempermudah masyarakat memiliki mobil,” ujarnya kepada Okezone.

 

Gunawan juga mengatakan, Pemerintah harus segera mengambil keputusan yang tegas terkait arah kebijakan BBM terhadap LGCC. Karena selain meresahkan para pelaku industri kenderaan bermotor, masyarakat sebagai konsumen dari mobil tersebut juga membutuhkan kepastian.

 

“Meski masih tumbuh tapi ada potensi penjualan kenderaan bermotor akan melambat. Makanya harus segera ada kepastian. Saya pikir pasar tetap dapat menerima apapun keputusan pemerintah,” tutupnya.

(zwr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini