Share

Resesi Ekonomi Global, Belajar dari Pengalaman Dong!

Margaret Puspitarini , Okezone · Jum'at 18 April 2014 09:06 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 17 373 972117 4LhW8JlInE.jpg Wapres Boediono saat menjadi pembicara di UGM. (Foto: dokumentasi UGM)
A A A

JAKARTA - Pemerintah terus mencari strategi untuk mengantisipasi ancaman krisis ekonomi yang timbul akibat resesi ekonomi global. Salah satunya dengan berfokus pada sektor keuangan dan perbankan.

Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) RI Boediono dalam ‘East Asia Policy Dialogue’ besutan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang bekerjasama dengan Econmic Research Institute foa Asean and East Asia (ERIA).

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Dia menyebut, kebijakan ekonomi pemerintah sebaiknya tidak mengambil kebijakan zig zag. Namun, harus tetap konsisten dari pengalaman menangani krisis ekonomi pada 1997 dan 2008.

Tidak hanya itu, dukungan politik sangat diperlukan. "Dibanding 20 tahun lalu, risiko untuk selamat dari krisis bisa datang sewaktu-waktu," ujar Boediono, seperti dilansir Okezone dari situs resmi UGM, Jumat (18/4/2014).

Ketidakstabilan ekonomi global, lanjutnya, bisa mempengaruhi ekonomi Indonesia karena sistem keuangan sudah terhubung secara global. Apalagi perputaran uang pada sistem keuangan global melebihi dari produk domestik bruto.

"Dibutuhkan kemampuan negara untuk mengatasi krisis. Krisis itu ibarat letupan kecil, bisa memicu terjadinya bola salju yang menggelinding lebih cepat," katanya.

Boediono menceritakan pengalaman pemerintah dalam mengatasi krisis pada 1997 dan 2008. Kondisi kala itu bisa dijadikan rujukan untuk menghadapi risiko terjadi krisis di kemudian hari.

"Harus ada kebijakan yang selalu kita pegang dan sudah terbukti. Apabila ini dipakai, saya yakin 50 persen negara sudah bisa menangani krisis," imbuh Boediono.

Dia menambahkan, kebijakan terpenting yang diambil pemerintah adalah tetap mentaati peraturan yang sudah dibuat khususnya untuk bidang fiskal dan moneter. "Yang paling baik adalah ikuti kepatutan. Jangan main-main dengan (kebijakan) fiskal," ungkapnya.

(ade)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini