Share

Seni Kuliner bak Pertunjukan Drama

Koran SINDO, Jurnalis · Senin 14 April 2014 10:52 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 14 299 969912 J2LFAjAyY1.jpg (Foto: nyc.robbreport)
A A A

SENI kuliner bak seni pertunjukan, di mana ada adegan pembuka hingga penutup. Telusuri lebih dalam kesamaan keduanya.

Dalam suatu seni pertunjukan (drama), pasti terdapat beberapa tahapan. Dimulai dari adegan pembuka yang menceritakan awal mula cerita tersebut. Lalu menuju adegan utama yang memperlihatkan pemeran utamanya dan diikuti dengan jalan cerita yang semakin tajam. Kemudian ditutup dengan adegan penutup yang memberikan kesimpulan dari keseluruhan cerita tersebut. Seni kuliner pun memiliki tahapan seperti yang dimiliki seni pertunjukan. Mulai pembuka, “adegan” utama, hingga penutup.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Setelah minggu lalu sudah “sedikit kenyang” dengan suguhan hidangan pembuka (appetizer), pekan ini kita akan “menyantap” hidangan utama (main course) yang akan membuat kita “lebih kenyang” lagi. Main course adalah hidangan utama dalam sebuah menu atau jamuan makan. Ibarat dalam drama, main course adalah “lakon” utama dari sebuah menu. Komposisi bahan makanan dalam main course, biasanya “lebih berat” daripada appetizer.

Bahan utama yang digunakan dalam main course, biasanya daging atau ikan. Dalam komposisi standar, satu porsi main course, biasanya terdiri atas bahan utama (daging atau ikan), sayur, dan starch (sejenis karbohidrat yang mengandung glukosa, biasanya terdapat pada kentang, jagung, ubi, dan nasi) dan akan dilengkapi siraman sauce (sesuai dengan bahan yang digunakan).

Jika menggunakan daging, sauce akan dibuat dari kaldu sapi yang akan ditambahkan beberapa bahan, seperti rempah-rempah untuk keselarasan rasa. Kalau yang digunakan ikan, biasanya akan memakai kaldu ikan (atau bisa juga menggunakan kaldu ayam karena rasa kaldu ayam cenderung netral).

Bila melihat ke area dapur, maka akan terlihat betapa banyak seni dalam proses pembuatan main course. Dimulai dari tahap awal, yakni menentukan menu untuk main course dan memilih bahan apa saja yang akan dipakai. Lalu memikirkan keseimbangan rasa, tekstur, dan komposisi pada makanan.

Ketika proses memasak, bahan utamanya juga harus diperhatikan karena hal ini menyangkut tekstur dari bahan. Jika memasak daging, maka tidak boleh sampai overcook (terlalu matang), minimal berada dalam level medium well agar tekstur daging tidak keras dan kering, serta mudah dipotong. Adapun saat proses memasak ikan, tidak dibutuhkan waktu lama karena daging ikan cepat matang. Untuk menjaga kelembapan daging ikan, biasanya dimasak dengan cara di-pan-fry, di-steam (kukus), atau dipanggang (hanya untuk mematangkan daging dan mendapatkan tekstur garis lurus atau bentuk diamond).

Setelah menyeimbangkan tekstur, penting juga untuk menyeimbangkan rasa. Dalam hal ini, pemberian bumbu (garam dan lada) dan penambahan bumbu lainnya seperti rempah-rempah dan herbs (sejenis tumbuhan yang dapat menambah rasa dan aroma pada masakan, contohnya seledri, daun ketumbar, daun kemangi) dapat menambah citarasa masakan. Keselarasan rasa juga dapat dirasakan melalui kombinasi rasa antara bahan utama, sayur, starch, dan sauce bila disantap bersama.

Setelah proses di atas dirasa sudah selaras, barulah kita menata di atas piring. Penataan makanan di atas piring juga harus diseimbangkan antara warna dan banyaknya jumlah dari masing-masing bahan yang diletakkan di piring. Komposisinya harus seimbang antara daging, sayur, starch, dan sauce sehingga enak dipandang dan menarik untuk disantap.

Di akhir sentuhan, bisa ditambahkan garnish (hiasan yang bisa untuk dimakan, contohnya daun peterseli). Tujuan dari kombinasi daging, sayur, starch, dan sauce, yakni untuk menyeimbangkan semua asupan gizi dan zat yang diperlukan oleh tubuh.

Tentu tidak akan seimbang jika kita hanya menyantap daging tanpa memakan sayur. Itu karena jika hanya daging, maka kita hanya akan mendapatkan zat seperti karbohidrat yang berfungsi untuk sumber energi. Atau hanya makan ikan yang memiliki protein untuk zat pembangun tubuh, tanpa memakan starch yang juga memiliki karbohidrat untuk sumber energi tubuh.

Tidak seimbang juga jika hanya menyantap daging dan starch tanpa adanya sayur yang kaya mineral yang berfungsi sebagai pembentukan enzim dalam tubuh serta mengontrol detak jantung, yang bisa kita dapatkan melalui konsumsi sayur bayam dan seledri.

Dari menyantap main course, kita tidak hanya asal kenyang, tapi kita justru menambahkan zat-zat baik yang berguna bagi tubuh. Terlebih lagi jika memasak sendiri di rumah, kita menjadi lebih tahu komposisi yang pas untuk sebuah hidangan utama lengkap dengan zat-zat yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun, masih banyak lagi zat yang diperlukan tubuh yang terkadang tidak didapat dari mengonsumsi sayuran atau daging saja.

Karena kuliner itu seni dan seni mengajarkan tentang keseimbangan, menyantap main course pun belum dapat menyempurnakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Ada baiknya jika kita menyeimbangkan hal tersebut dengan menyantap buah dan produk-produk dairy (yang mengandung susu) yang akan “disulap” menjadi suatu hal yang manis dan menarik, yang hanya akan didapat di hidangan terakhir (dessert).

“Food is an important part of a balanced diet.” -Fran Lebowitz.

Sylvania Oktyvani Usdoko

Email: agnessylvania@gmail.com

Twitter: @agnessylvn

Alumni DCT and Culinary Arts Academy Switzerland

(ftr)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini