Share

Sepeda Motor Masih Primadona

Septian Pamungkas, Okezone · Kamis 10 April 2014 11:02 WIB
https: img.okezone.com content 2014 04 10 53 968219 yixureNs0D.jpg F: Ilustrasi (Okezone)

JAKARTA - Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia, penjualan sepeda motor di Indonesia tahun lalu mencapai 7.780.295. Penjualan sepeda motor tahun inipun diprediksi tidak mengalami peningkatan karena sejumlah faktor.

"Tahun ini mungkin belum bisa meningkat karena beberapa hal seperti kegiatan politik, suku bunga naik, kemudian pengaruh dari uang muka itu masih terasa. Kita harapkan (penjualan) sama dengan tahun lalu," jelas Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata di Cikarang beberapa waktu lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Meski demikian Gunadi optimis pasar automotif roda dua masih terus berkembang dan ini menjadi modal penting bagi pelaku automotif di Tanah Air. "Saya pikir kuncinya pasar itu kedepannya masih berkembang. Itu yang paling penting," imbuhnya.

Lebih lanjut Gunadi mengatakan, kapasitas produksi sepeda motor di Indonesia saat ini mencapai 9.250.000 unit per tahun. Angka 10 juta diharapkan dapat terealisasi paling cepat dalam waktu dua tahun ke depan.

"Sekarang (penjualan motor) 7,7 juta kalau naik 10 persen baru mendekati 9 juta berarti masih butuh 2 tahun lagi untuk mencapai itu. Secara matematis, sekarang 2014 artinya baru terealisasi pada 2016 atau 2017," ujarnya.

Gunadi juga mengomentari ekspor yang angkanya sulit untuk bertambah. Menurutnya, setiap pabrikan hampir memiliki pabrik perakitan yang tersebar di sejumlah negara. Sebagai informasi ekspor sepeda motor pada tahun lalu sebanyak 27.135 unit. Angka ini menurun tajam dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 77.129 unit.

"Secara eksport, sepeda motor tidak besar karena dimana-mana sepeda motor di produksi. Kita mau ke ASEAN semua mempunyai jadi akhirnya eksport itu hanya komplimentasi jadi kebutuhan untuk menambah model dilakukan pertukaran. Beda dengan mobil, kalau saat ini ekspornya 16 persen lalu mau ditingkatkan menjadi 30 persen seperti yang Menteri Perindustrian rencanakan itu mungkin lebih mudah dicapai kalau motor sepertinya lebih susah karena semuanya punya (pabrik)." tuntasnya.

(ian)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini